a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Hijaukan Lahan Eks Tambang untuk Kurangi Ketergantungan

Hijaukan Lahan Eks Tambang untuk Kurangi Ketergantungan
SEKITAR 60 ribu hektare la­han di Provinsi Bangka Belitung sudah sangat kritis dan lebih dari 150 ribu hektare kritis akibat aktivitas pertambangan timah.

Wartawan Media Indonesia Rendy Ferdiansyah mewawancarai Kapolda Kepulauan Bangka Belitung Brigjen Anton Wahono yang turut mendorong keterlibatan pihak smelter dalam gerakan menghijaukan lahan eks tambang.

Bagaimana Anda melihat kondisi lahan eks tambang di Bangka Belitung?
Saya mengetahui setelah sudah lama berdinas di sini. Sebelum menjabat kapolda, saya pernah menjabat Kapolresta Pangkalpinang dan Direskrimsus Polda Babel.
Dari tahun ke tahun saya perhatikan penghijauan la­han-lahan tidak berjalan. Ini sangat disayangkan. Padahal, semua itu merupakan kewajiban pengusaha tambang untuk melakukan reklamasi. Dus, dana reklamasi yang telah disetorkan pengusaha bisa diambil apabila mereka sudah memenuhi kewajiban melakukan reklamasi.

Mengapa Anda giat meng­ajak para pengusaha smelter melakukan penghijauan?
Yang utama, rasa malu. Setiap ada kunjungan pejabat pemerintah pusat sekelas menteri, pasti menyoroti kerusakan lahan akibat tambang di Babel.
Berdasarkan data yang ada, aktivitas penambang­an pasir timah selama ini menyebabkan jumlah lahan kritis di Babel mencapai 158.887 ribu hektare, sedangkan yang sangat kritis sebanyak 60.840 hektare.

Saya sangat prihatin saat melihat kondisi itu. Jadi saya kumpulkan seluruh peng­usaha smelter yang ada di Babel, mereka harus membantu pemerintah menghijaukan kembali lahan-lahan itu.

Program apa yang Anda tawarkan untuk penghijauan?
Program yang akan saya jalankan yaitu melakukan penghijauan lahan eks galian timah dengan tanaman hortikultura seperti cabai, bawang, tomat, jagung, dan kacang. Begitu pulau dengan berbagai buah-buahan mulai durian, duku, rambutan, manggis, hingga buah naga.

Dari 24 smelter timah yang masih aktif, setiap smelter diharuskan untuk melakukan penghijauan di lahan bekas tambang mereka seluas 5-10 hektare.
Mengenai dananya, saya kira setiap smelter ada dana corporate social responsibilities (CSR). Itu yang digunakan. Daripada digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

Mekanismenya seperti apa nanti?
Kami minta para pengusaha timah dapat melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaan lahan yang dihijaukan. Semisal, setiap hektare dikelola sekelompok masyarakat dan pihak smelter, serta diawasi Bhabinkamtibmas.
Namun, untuk lebih tepatnya, kita perlu terus mengkaji bersama-sama. Yang terpenting ialah saat ini seluruh smelter menyetujui program tersebut.

Apa harapan Anda dari program ini?
Saya berharap program ini nantinya bermanfaat bagi kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, dan dapat menekan gejolak harga. Selain itu, untuk mengurangi ketergantungan Babel terhadap pasokan kebutuhan pokok dari luar daerah. (N-1)