Holding BUMN Tambang Dirikan Usaha Patungan Pengolahan Limbah
JAKARTA. Rencana PT Cakra Mineral Tbk membuat pabrik pengolahan tambang atau smelter baru sekadar janji. Apalagi, emiten berkode saham CKRA harus menghadapi tantangan berat dari harga mineral tambang yang lesu.
Direktur Cakra Mineral Argo Trinandityo mengatakan, untuk mewujudkan smelter sejatinya hanya butuh waktu 1 tahun -2 tahun. Namun, karena harga komoditas melemah dan biaya operasional tinggi, rencana pabrik smelter sulit terealisasi. "Masih kami tunda (smelter). Faktornya dari harga komoditas lesu. Jika kami paksakan kami bisa sulit," kata Argo, Jumat (24/6).
Untuk membuat proyek smelter feronikel, Cakra Mineral telah menggandeng Shanxi Suoer Technology. Untuk rencana pembangunan smelter bijih besi menjadi pig iron, Cakra bekerjasama dengan pabrik Z & N International Co Ltd.
Untuk kerjasama dengan mitra tersebut, Cakra belum final membahas bentuk smelter dan produk yang akan diproduksi.
Argo bilang, investor yang tertarik bikin pengolahan bijih bisi ingin memproduksi bijih besi menjadi baja. Sementara, manajemen Cakra Mineral ingin memproduksi mineral pig iron (MPI).
"Jika investor itu tak sepaham juga dengan kami untuk membangun pig iron, ada kemungkinan rencana (smelter) bijih besi batal," kata Argo.
Pada kesempatan yang sama, Dexter Sjarif Putra, Direktur Cakra Mineral menambahkan, tahun ini Cakra Mineral alokasikan belanja modal Rp 100 miliar-200 miliar untuk mengakuisisi lahan tambang baru.
"Belum bisa kami rilis, tapi kemungkinan besar kami akan mengeluarkan belanja modal untuk akuisisi," kata Dexter.