a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Impor Baja China Kian Mengkhawatirkan

Impor Baja China Kian Mengkhawatirkan
JAKARTA — Seperti sulit dibendung, produk besi dan baja impor dari Negeri Panda terus membanjiri pasar domestik.

Tak hanya di Indonesia, negaranegara Asean lainnya pun turut terkena dampak dari geliat ekspor besi dan baja China itu. Berdasarkan data Bloomberg,
China telah mengekspor 10,94 juta ton produk besi dan baja ke pasar global sepanjang Juni. Angka itu merupakan yang tertinggi se panjang 2016.

Adapun, sepanjang paruh pertama tahun ini, ekspor besi dan baja China ke seluruh dunia telah menembus 57,12 juta ton.

Direktur Eksekutif Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Hidayat Triseputro mengung kapkan selain jorjoran mengeks porbesi dan baja, China juga di tengarai melakukan praktik harga yang tidak fair.

“Impor dari China ini yang paling mengkhawatirkan,” kata Hidayat kepada Bisnis, Kamis
Asosiasi industri besi dan baja Asean, terang Hidayat, sudah berbicara dengan asosiasi besi baja China tetapi belum mendapatkan hasil positif.

“Untuk itu, IISIA akan me la kukan dialog lagi dengan China dan berkonsultasi dengan asosiasi besi dan baja Asean. Kami meng usulkan supaya pemerintah men dampingi,” katanya.

Menurut rencana, pembicaraan dengan asosiasi besi dan baja Asean digelar di Vientiane, Laos di sela-sela agenda Asean Senior Economic Officials Meeting.

Secara umum, Hidayat mengakui, masuknya produk baja dan besi impor itu ditengarai akibat belum maksimalnya perlindungan terhadap produk tersebut, kendati ada mekanisme perlindungan pasar melalui tindakan pengamanan perdagangan (safeguard) atau antidumping.

“Fakta di lapangan [mekanisme pengamanan perdagangan [belum ada pengaruhnya, sehingga uti li sasi produksi juga tidak mak si mal.”

Berdasarkan data Badan Pusat Sta tistik (BPS), nilai impor besi dan baja meningkat 26,94% menjadi US$599,4 juta pada Juni 2016 dari realisasi bulan sebelumnya yang sekitar US$472,2 juta.

Impor benda-benda dari besi dan baja juga naik 25,41% dari US$211,1 juta pada Mei 2016 menjadi US$264,7 juta pada Juni 2016.

Tingginya nilai impor tersebut, menurut Hidayat, tidak sesuai dengan kebutuhan di pasar. Pasalnya, produsen besi dan baja nasional mengklaim sudah mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan dalam negeri, kecuali un tuk produk seperti high alloy steel yang digunakan untuk komponen mobil dan rel kereta api.

IISIA mencatat penyerapan besi dan baja Indonesia tahun lalu sebanyak 12,8 juta ton.Hidayat tidak menyebutkan dengan detail porsi besi baja impor, tetapi dia menyatakan penyerapan produk lokal semakin berkurang.

“Logikanya, dengan banyaknya proyek infrastruktur yang di gelon torkan pemerintah, mestinya penyerapan besi baja impor terpang kas.”

Proyek infrastruktur dan konstruksi yang dibiayai oleh Anggaran Pen dapatan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) memang sudah mewajibkan penggunaan besi dan baja lokal dengan perhitungan ting kat komponen dalam negeri (TKDN) tertentu serta program Peningkatan Penggunaan Produk Da lam Negeri (P3DN).

Seperti diketahui, pemerintah lewat Kementerian Keuangan telah memperpanjang BMAD terhadap impor produk plat baja lembaran canai panas (hot rolled plate) asal China, Singapura, dan Ukraina hingga 31 Maret 2019. Tarif BMAD bervariasi antara 10,47%—12,5%, seperti disampaikan dalam Peraturan Menteri Keuangan No.50/PMK.010/2016 yang terbit pada 31 Maret 2016.

ANTIDUMPING
Saat ini, pemerintah juga mempro ses pengenaan antidumping atas produk cold rolled stainless steel (CRS). Ketua Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) Kementerian Perdagangan Ernawati menyatakan pihak nya telah menyerahkan rekomendasi BMAD atas produk CRS kekementerian terkait.

“Kami harapkan bisa cepat keluar,” ujarnya.
Negara-negara yang diduga melakukan dumping produk tersebut adal ah Korea, China, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Thailand. Ada pun, rekomendasi besaran tarif antara 1,5%—26,7%.

Sumber : www.bisnis.com