MedanBisnis - Jakarta. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Persero, PT Alumindo Light Metal Industri Tbk (ALMI) yang merupakan bagian dari Grup Maspion, beserta PT Parna Raya akan membangun pabrik atau smelter aluminium slab di Kualatanjung, Sumatera Utara. Nilai kontrak kerjasama itu mencapai 100 juta dolar AS atau setara dengan Rp 1,32 triliun.
"Kapasitas produksi pabrik lembaran aluminium tersebut pada saat mulai beroperasi pada 2020 mencapai 100.000 ton per tahun," kata Direktur Utama Inalum Winardi Sunoto, usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan Dirut ALMI Alim Markus, di Jakarta, Rabu (6/9).
Menurut Winardi, kerja sama tersebut merupakan langkah strategis bagi Inalum dalam rangka mengakselerasi tahap pengembangan bisnis dengan rencana memproduksi produk turunan aluminium berupa aluminium slab. Kedua perusahaan sepakat membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan porsi saham 60 persen Inalum dan 40 persen ALMI.
Selain menyetor modal, dalam kerja sama itu ALMI juga bertindak sebagai off taker atau sebagai pembeli produk yang dihasilkan perusahaan patungan. "Konsultan untuk membuat studi kelayakan sudah ditunjuk, yang rampung diperkirakan rampung dalam waktu enam bulan. Selanjutnya, menunjuk kontraktor untuk membangun pabrik," tuturnya.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik pabrik ini, maka Inalum akan membangun PLTU berkapasitas 2x350 megawatt di Kuala Tanjung yang bekerja sama dengan BT Bukit Asam Tbk (Persero). "Satu unit PLTU 350 MW akan digunakan untuk keperluan pasokan energi pabrik baru, satu unit lagi akan digunakan untuk kawasan industri di sekitar Kualatanjung," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama ALMI Alim Markus mengatakan dengan kerja sama ini, perusahaan tidak lagi mengimpor lembaran aluminium yang selama ini didatangkan dari luar negeri seperti Tiongkok, Rio Tindo, dan Glenncore. "Kerja sama ini membuat perusahaan semakin efisien dan mendorong penghematan devisa, sekaligus efisiensi perusahaan," ujar Markus.
ALMI sendiri merupakan bagian dari Maspion Group bergerak dalam lingkup kegiatan industri aluminum sheet, aluminum foil dan aluminum roll forming building decoration.
Produk-produk yang dihasilkan oleh ALMI berupa aluminium sheet (biasa digunakan sebagai bahan dasar industri peralatan dapur dan rumah tanggal, peralatan listrik, transportasi dan bahan bangunan) dan aluminium foil (biasanya untuk kebutuhan bahan baku kemasan). "Selama ini, ALMI dan Inalum hanya kerja sama saja, kini kita bersinergi. Saya pesan ke pak Winardi agar cepat sedikit pekerjaannya," ucap Alim.
Sebagai informasi, saat ini produsen ingot adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Inalum mengimpor alumina untuk diolah menjadi ingot dan produk turunannya, seperti aluminium rod, slab, bar, billet, dan strip.
Dalam kerjasama ini, pembagian sahamnya adalah 40% Alumindo (Maspion Group) dan 60% Inalum. Dari 40% saham Alumindo itu, lalu dikerjasamakan lagi dengan Parna Raya Group, yakni Alumindo 22% dan Parna Raya Group 18%.
Tidak hanya membangun smelter aluminium slag, Maspion Group melalui anak usahanya yang lain PT Indal Aluminium Industry (INAI) dan Inalum juga bisa bersinergi dalam membangun smelter aluminium billet. Sejauh ini perusahaan memproduksi aluminium billet sebesar 20.000 ton.
"Bisa saja nanti kami bekerjasama dengan Inalum membangun smelter aluminium billet, kami ingin kita tidak impor lagi, sebab bauksit kita banyak dan kami mendukung adanya hilirisasi bauksit," ungkap dia.
Haposan Napitupulu Direktur Pengembangan Usaha dan Infrastruktur PT Parna Raya mengatakan, pihaknya memang baru memasuki bisnis aluminium. "Kami semangatnya memang kalau perlu tidak ada impor lagi, bikin di sini semua," tegas Haposan Napitupulu.