Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) mendapat instruksi dari pemerintah untuk mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara. Pembangkit tersebut akan memasok fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter).
Direktur Utama PT Inalum, Budi Gunadi Sadikin telah mendapat perintah dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, untuk mempercepat pembangunan PLTA berkapasitas 1.700 Mega Watt (MW) di Kalimantan Utara.
"Tadi saya diminta untuk mempercepat pembangunan PLTA di kaltara. Jadi kita dikasih 1.700 mw untuk bangun PLTA," kata Budi, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (5/6/2018).
Budi mengungkapkan, Luhut juga menginstruksikan untuk membangun smelter alumunium berkapasitas 500 ribu sampai 1 juta ton per tahun. Pasokan listrik dari PLTA akan memasok smelter dan konsumen listrik di sekitarnya.
"Smelter inalum 500 ribu sampai 1 juta ton per tahun. Dari Pak Luhut suruh bilang cepat," ujar dia.
Budi mengatakan, percepatan pembangunan kedua infrastruktur tersebut tergantung perizinan dari pemerintah. Jika izin dapat segera diterbitkan, permbangunan diperkirakan bisa dimulai tahun depan.
"Pak luhut maunya secepat mungkinlah, tergantung izinnya dari pemerintah. Kalau bangunnya perlu lima tahun," tutur dia.
Luhut melanjutkan, saat ini Inalum mencari mitra untuk pembangunan infrastruktur tersebut. Meski akan ada pembagian porsi dengan mitra Inalum akan tetap memimpin proyek.
"Dia cari partner kira-kira investasi beberapa miliar dolar Amerika Serikat tapi lead-nya nanti oleh Inalum. Jadi jangan bilang China melulu, China melulu," kata dia.
Sebelumnya, PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum (Persero) kini menjadi induk usaha (holding) BUMN tambang. Berbagai upaya terus dilakukan untuk membuktikan bahwa perusahaan ini mampu untuk menjadi perusahaan kelas dunia.
Salah satu yang akan dilakukan adalah memaksimalkan sumber energi yang dimiliki perusahaan, yaitu PLTA Siguragura yang berlokasi tidak jauh dari Danau Toba. PLTA ini kini menjadi jantung Inalum untuk memproduksi aluminium.
Direktur Inalum Carry F Mumbunan mengungkapkan, perusahaan akan melakukan penggantian 1 turbin bawah tanah dari total 4 turbin yang ada. Penggantian ini demi membuat produksi bisa lebih maksimal dan efisien.
"Jadi akan diganti dengan turbin yang terbaru, jadi nanti lebih efisien, karena bisa menggunakan air yang lebih sedikit tetapi tidak menurunkan daya yang dihasilkan," kata Carry di Siguragura, Kamis 7 Desember 2017.
Saat ini PLTA Siguragura ini memiliki 4 turbin dimana masing-masing mampu menghasilkan daya listrik mencapai 71,5 Mega Watt (MW). Dengan demikian, PLTA ini memiliki kapasitas pembangkit sebesar 286 MW.
Dari 4 turbin yang ada di PLTA Siguragura, ketiga turbin telah diganti dengan yang terbaru. Sehingga dengan penggantian yang ke empat ini, maka seluruh turbin yang dimilikinya menerapkan teknologi terbaru.
Sementara itu, Deputi GM Power Operator & Civil Inalum Antoni O. Galingging menambahkan PLTA Siguragura ini sejak diresmikan Presiden Soeharto pada 1983, mengadopsi mesin turbin dari Thosiba, Jepang.
"Jadi overhaul ini akan segera kita lakukan, peralatannya sudah kita datangkan sebagian, dan nanti harapannya selesai pada 2018," tambah dia.
PLTA Siguragura ini menjadi jantung dari Inalum mengingat separuh sumber daya listrik untuk produksinya berasal dari PLTA ini. Sisanya dipasok dari PLTA Tangga yang memiliki kapasitas 316 MW. ke dua PLTA ini sumber dayanya dari air Danau Toba. PLTA ini memiliki jarak 120 km hingga ke smelter Inalum yang ada di Kuala Tanjung.
"Makanya kita selalu jaga itu permukaan air Danau Toba. Kalau PLTA ini mati 4 jam saja, produksi kita di Kuala Tanjung bubar semua, semua akan beku. Makanya kita selalu patroli setiap hari," ujar dia.