KAWASAN industri Modern Cikande dipercaya sebagai lokasi pembangunan kompleks smelter oleh perusahaan tambang PT Indo Mineralita Prima (IMP). Rencananya, pemegang konsesi penambangan biji timah, seng dan logam di Provinsi Kalimantan Tengah itu akan mengakuisisi lahan industri seluas 10 hektare
Akuisi lahan tersebut bakal dilakukan secara bertahap hingga kuartal I 2019 mendatang. Smelter ialah fasilitas pengolahan hasil tambang agar mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku akhir.Seusai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT IMP dan PT Modern Industrial Estat di Jakarta, Senin (30/7), Direktur PT IMP Craig A Owensby menuturkan pemilihan kawasan industri Modern Cikande sebagai lokasi smelter didasari beberapa faktor.
"Pertimbangannya antara lain aksesibilitas kawasan, kemudahan logistik bersama dengan pasokan energi dan industri air, izin lingkungan, serta konstruksi lead time," jelas Owensby.
Direktur Utama PT Modern Industrial Estat, Pascal Wilson, di sisi lain, sangat menyambut baik Modern Cikande dipercaya sebagai lokasi pembangunan smelter oleh PT IMP. Karena itu, ia berharap rencana kerja sama serupa dapat terus berlanjut di masa-masa mendatang.
Dalam nota kesepahaman tersebut disebutkan, sebagai perusahaan tambang, PT IMP diwajibkan memenuhi segala peraturan yang telah ditetapkan pemerintah terkait perizinan serta lisensi sebagai perusahaan pengelola tambang, logistik dan pengoperasian smelter.
Adapun PT Modern Industrial Estat selaku pengembang berkomitmen menyediakan lahan yang ditentukan termasuk penyediaan berbagai fasilitas."Pelaksanaan lebih lanjut nota kesepakatan tersebut akan diatur secara rinci dalam Surat Perjanjian Jual Beli, tentunya sesuai dengan kaidah hukum dan peraturan yang berlaku," papar Pascal.
Saat ini kawasan industri Modern Cikande terus berkembang sebagai kawasan investasi dari berbagai macam perusahaan nasional maupun internasional. Dari total lahan 3.175 hektare, luas lahan yang telah dikembangkan saat ini mencapai 40% dengan sisa bank tanah sekitar 1.500-an hektare.
Modern Cikande dihuni lebih dari 200 perusahaan baik lokal maupun multinasional dari berbagai ragam jenis usaha. Di 2018, Modern Cikande juga telah berinovasi dengan mulai mengembangkan Modern Halal Valley, sebuah kawasan industri halal pertama dan terbesar di Indonesia seluas 500 hektare.
Modern Halal Valley akan menyediakan berbagai kebutuhan penunjang bagi ekosistem halal yang lengkap untuk produksi halal yang efisien serta pendistribusian domestik dan ekspor ke pasar internasional. (X-12)