Industri Otomotif Siap Serap Alumunium Buatan Dalam Negeri
SEJUMLAH komponen otomotif membutuhkan bahan aluminium, karena itu industri otomotif siap menyerap pasokan alumunium dalam negeri. Novi Lekwandi dari PT Astra Daihatsu Motor mengatakan saat ini penggunaan alumunium di industri otomotif kian meningkat.
"Mulai dari komposisi transmisi, roda dulu kebanyakan dari bahan steel sekarang 80% dari alumunium. Di negara maju pun banyak struktur mobil pakai alumunium," kata Novi saat Pembukaan Acara Pameran Indometal di JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (17/10).
Serapan yang semakin tinggi juga didukung oleh pertumbuhan otomotif Indonesia yang kian meningkat. Pertumbuhan kendaraan diprediksi naik 3% pada tahun 2025. Sementara di tahun 2018, pertumbuhan kendaraan bermotor ditargetkan capai lebih dari satu juta unit.
CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus mengatakan negara maju pasti memiliki industri logam dan petrokimia yang kuat. Sayangnya, Indonesia sudah bertahun-tahun dimanjakan oleh impor.
"Sekarang kita jangan sebut kita punya sumber daya alam (SDA) melimpah karena kita serasa dininabobokan. Sebut saja cukup memenuhi kebutuhan kita. Kini saatnya ubah wajah industri kita," ujarnya.
Ketua Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (Aplindo) Ahmad Safiun mengatakan industri sempat menggeliat sejak pemerintah menerbitkan Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Ekspor mineral mulai meningkat. Pembangunan smelter kemudian diwajibkan.
"Terus terang pada 2013 saya saja kecewa karena tidak terbentuk smelter. Maju mundur-maju mundur. Kita butuh pemerintah yang tidak membuat bimbang," tuturnya.(OL-5)