Jakarta (ANTARA News) - Pelaku industri smelter optimistis dalam menjalani tahun 2018 yang dinilai mampu menggeliatkan sektor industri ini.
Demikian disampaikan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Prihadi Santoso.
"Saya kira prospeknya masih bagus. Kalau Menteri Perindustrian-nya yakin dan Dirjen-nya mengerti permasalahan, tinggal pembicaraan di lintas Kemenko Perekonomian," kata Prihadi di Jakarta, Selasa.
Prihadi menyampaikan, industri smelter di dalam negeri berkaitan dengan kondisi ekonomi global, di mana konsumen global di kawasan Eropa diprediksi akan meningkatkan permintaannya.
"Negara-negara di Eropa, kecuali Inggris yang masih belum bisa ditebak, mengalami peningkatan. Ekonomi dunia juga diprediksi akan membaik. Ini sangat bagus," ujar Prihadi.
Hal senada disampaikan Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto yang menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi mencapai 3 persen pada 2018 menjadi sinyal baik.
"Itu akan memberikan dampak positif, karena demand akan meningkat terhadap produk-produk hasil olahan industri smelter," ungkap Harjanto.
Diketahui, pada periode 2015-2017, telah berproduksi industri smelter terintegrasi dengan produk turunannya berupa stainless steel yang memiliki kapasitas dua juta ton per tahun.
Jumlah ini naik dibanding dengan tahun 2014 yang hanya mencapai 65 ribu ton produk setengah jadi berupa feronikel dan nickel matte.