a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Ini Kapasitas Smelter Dibangun BUMN dan Swasta di Indonesia

Ini Kapasitas Smelter Dibangun BUMN dan Swasta di Indonesia
Kementerian Perindustrian mencatat kapasitas smelter secara total per tahun, yaitu smelter besi mencapai 7,6 juta ton. Kapasitas tersebut disumbang oleh dua Badan Usaha Milik Negara sebanyak 3 juta ton Krakatau Posco dan 1,2 juta ton Krakatau Steel di Cilegon serta 3 juta ton Dexin Steel di Morowali.

Sedangkan untuk refinery alumina 2,3 juta ton terdiri dari 1 juta ton refinery Well Harvest Alumina Refinery, 300 ribu ton Indonesia Chemical Alumina dan 1 juta ton refinery JV atau joint venture antara BUMN PT ANTAM dengan PT. INALUM yang jadi saat ini gabung dalam holding BUMN.

Sedangkan smelter aluminium 1 juta ton, smelter nikel 4,6 juta ton dan smelter stainless steel slab 2 juta ton serta smelter tembaga 303 ribu ton. "Awal tahun 2018, terdapat tambahan investasi sekitar USD3 miliar dari industri smelter, baik itu yang melakukan ekspansi maupun investasi baru," ujar Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Harjanto di Jakarta, Selasa, 30 Januari 2018.

Ia meyakini, adanya investasi bisa mendongkrak pertumbuhan industri logam atau industri secara nasional. Hingga tahun 2017 terdapat 34 proyek industri smelter dengan total investasi mencapai Rp 752,62 triliun. Industri smelter ini terdiri dari pengolah bijih besi, bijih nikel, bijih bauksit, konsentrat tembaga, stainless steel, dan aluminium.

Paling tidak, dari 34 proyek smelter tersebut, mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 30 ribu orang. Kemenperin, terus fokus menjalankan kebijakan hilirisasi industri, salah satunya di sektor logam.

Indonesia lajut ia, tengah menargetkan produksi 10 juta ton baja pada tahun 2025. Di samping itu, akan menghasilkan stainless steel sebanyak empat juta ton pada 2019. Kondisi ini didukung potensi besar dalam pengembangan industri smelter berbasis logam karena termasuk dari 10 besar negara di dunia dengan cadangan bauksit, nikel, dan tembaga yang melimpah.