a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Ini alasan Antam jual 20% saham DPM ke Bumi Resources

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (Antam) ingin fokus menggarap komoditas emas, nikel dan bauksit. Karenanya, perusahaan ini menjual 20% saham PT Dairi Prima Mineral (DPM).

Antam menilai penjualan yang resmi dilakukan pada 29 Desember 2017 tersebut mampu membuat kinerja keuangan tahun 2017 menjadi lebih baik.

"Secara keuangan, Antam over leverage. Jika dibanding Ebitda rasionya, posisi utangnya tercatat lebih tinggi, maka untuk menurunkannya harus ada aset yang dijual," terang Arie Prabowo Ariotedjo Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk, saat dihubungi KONTAN pada Minggu (4/3/2018).

Aset yang dijual merupakan aset yang dianggap tidak strategis namun memiliki nilai jual yang baik, seperti saham DPM. Saham DPM merupakan komoditas Zinc dan Lead yang dimiliki secara minoritas oleh Antam dan tidak memiliki exposure.

Catatan saja, perusahaan berkode emiten ANTM itu melepas 20.000 saham seri A dan 33.580.928 saham seri B senilai US$ 57,3 juta yang mewakili 20% kepemilikan DPM.

"Kebetulan ada transaksi divestasi saham oleh PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) kepada pihak NFC dengan nilai yang cukup baik, Maka pada kesempatan tersebut Antam mengambil kesempatan untuk ikut divestasi," terang Arie.

Arie menambahkan dengan menurunkan rasio leverage tersebut dapat membantu ANTM untuk mendapatkan pendanaan dari perbankan. Pendanaan tersebut digunakan untuk proyek hilirisasi nikel dan bauksit di masa mendatang.

Salah satu produk yang tengah dikerjakan ialah pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi). Pabrik ini direncanakan akan memasuki fase commissioning pada awal 2019.

ANTM juga tengah fokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Pembangunan SGA ini merupakan kerjasama perusahaan dengan PT Inalum (persero).

Mengenai sejumlah perusahaan patungan lain, Arie mengaku akan melakukan evaluasi. Rencananya, untuk komoditas emas, nikel dan bauksit akan dijajaki untuk menjadi pemegang saham mayoritas.

"Ini sejalan dengan rencana Holding Industri Pertambangan dalam penguasaan Sumber Daya Alam Nasional," jelas Arie.