JAKARTA - Realisasi investasi negara China pada triwulan I-2016 di Indonesia tercatat meningkat 400 persen atau mencapai USD500 juta (setara Rp96,1 triliun) bila dibandingkan realisasi investasi periode sama tahun lalu.
Alhasil, negara yang dijuluki Tirai Bambu ini masuk ke dalam lima besar negara yang paling besar investasinya di Indonesia. Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, kenaikan 400 persen ini lebih membuktikan bahwa investasinya lebih cepat dibandingkan realisasinya.
Dia melanjutkan, China berinvestasi di banyak sektor industri tanah air, mulai dari pembangunan smelter hingga pabrik semen di Papua. "Smelter yang dari sana (China) itu cukup besar aktivitasnya di triwulan I-2016," ujarnya saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (25/4/2016).
Tak hanya investasi dalam bentuk elektronik dan industri perikanan, namun proyek-proyek asal China yang terlihat realisasinya sebagian besar bergerak di bidang pemurnian (smelter) hasil pertambangan.
Dia mencontohkan proyek Smelter Grade Alumina senilai USD1,2 miliar milik PT Well Harvest Winning Refinery (WHW), yang sampai saat ini realisasinya masih berjalan. Bahkan, smelter pengolahan nikel di Morowali, Sulawesi Tengah terjadi peningkatan investasi yang cukup memberi kontribusi terbesar.
"Untuk Well Harvest, diharapkan Mei atau Juni ini sudah mulai commissioning. Smelter PMA China di Bantaeng, dan Morowali Sulawesi Tengah, terjadi peningkatan," jelasnya.