Jakarta, EnergiToday-- Kementerian Perindustrian menilai investasi pembangunan pemurnian dan pengelohan nikel atau smelter yang tersebar pada 32 proyek di Indonesia mencapai Rp227,6 triliun.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan.
Menurut Gusti, peningkatan investasi pembangunan pemurnian dan pengolahan nikel signifikan setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan pelarangan ekspor ore.
"Saat ore dibolehkan diekspor, negara tujuan adalah Tiongkok. Sebaliknya, setelah pemerintah melarang ekspor ore, pengusaha asal Tiongkok berbondong-bondong membangun pabrik nikel di Indonesia," ujarnya.
Gusti mengungkapkan, sebanyak 32 proyek pembangunan pemurnian dan pengolahan nikel yang menyerap tenaga kerja hingga 23.000 orang tersebar di 11 provinsi dan 22 kabupaten/kota se-Indonesia.
Selain itu, tambahnya, nilai investasi sektor industri nikel dan logam lainnya diyakini akan terus bertambah seiring dengan peningkatan kapasitas pabrik yang sedang dalam pembangunan.
"Nilai investasi sebesar Rp227,6 triliun masih dalam tahap pekerjaan konstruksi pabrik. Kalau pabrik sudah produksi, nilai investasi akan meningkat tajam," tukasnya. (un)