a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Investasi Tambang Bawah Tanah 8 Miliar Dollar AS, Dua Tahun Freeport Tak Bagi Dividen

TEMBAGAPURA, KOMPAS — PT Freeport Indonesia sejauh ini telah menggelontorkan investasi sebesar 8 miliar dollar AS untuk pengoperasian tambang bawah tanah di area operasi tambang di Kabupaten Mimika, Papua. Hingga tahun ini, pengoperasian tambang bawah tanah tersebut sudah mencapai 60 persen dari total kapasitas produksi.

”Ke depan (investasi) diperkirakan mencapai 15 miliar hingga 20 miliar dollar AS hingga tahun 2041,” ujar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas saat ditemui di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Selasa (18/8/2020).

Tony mengungkapkan, investasi untuk tambang bawah tanah pada tahun ini senilai 1,3 miliar dollar AS. Adapun pada tahun-tahun sebelumnya, Freeport mengucurkan dana untuk investasi tambang bawah tanah sekitar 1 miliar dollar AS per tahun.


Menurut Tony, tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia akan beroperasi penuh pada 2022 dengan proyeksi produksi bijih atau mineral mentah mencapai 210.000 ton per hari. Adapun total produksi bijih saat ini 120.000 ton per hari.

Tony mengakui, era tambang terbuka di Freeport sudah berakhir sehingga harus beralih menuju pengoperasian tambang bawah tanah. Dalam masa transisi ke tambang bawah tanah selama tahun 2019-2020, Freeport tidak dapat membayarkan dividen karena keuangan perusahaan defisit.

Terdapat empat lokasi tambang bawah tanah yang sudah dioperasikan, yakni Grasberg Block Cave (GBC), Deep Mill Level Zone (DMLZ), Deep Ore Zone (DOZ), dan Big Gossan.

Kepala Teknik Tambang PT Freeport Indonesia Zulkifli Lambali mengatakan, dari empat tambang bawah tanah yang dioperasikan Freeport, tambang GBC memiliki potensi cadangan mineral terbesar. Tambang ini berada sekitar 300 meter di bawah tambang terbuka Grasberg.

Tambang GBC memiliki cadangan mineral mencapai 963 juta metrik ton bijih dengan kadar tembaga 0,96 persen dan kadar emas mencapai 0,72 gram/ton emas.

Adapun pembangunan smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur, harus terhenti sejak lima bulan lalu karena terdampak pandemi Covid-19.

”Kontraktor kita Chiyoda asal Jepang dan konsultan dari Kanada terdampak Covid-19. Kawasan smelter kami juga terkena PSBB (pembatasan sosial berskala besar) sehingga praktis kegiatan kita di Gresik terhenti selama lima bulan,” ucap Tony Wenas.

Akibat pembangunannya terhenti, progres smelter Freeport di Gresik sejauh ini baru mencapai 5,8 persen. Terkait hal itu, Tony memperkirakan pembangunan smelter di Gresik yang semula ditargetkan rampung pada Desember 2023 akan molor sekitar setahun dari jadwal semula.

Proyek tanggul untuk lahan reklamasi seluas 82,5 hektar di Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang akan digunakan untuk lokasi pembangunan smelter PT Freeport telah tuntas. Pekerja proyek, pada Senin (9/1), tinggal mengecek parafet penguat tanggul. Lebar tanggul mencapai 8-12 meter dan tinggi tanggul 3,5 meter sepanjang lebih kurang 3.700 meter.

Untuk itu, Tony menyebutkan, Freeport Indonesia telah mengajukan permohonan perpanjangan waktu untuk merampungkan pembangunan smelter kepada Kementerian Energi Sumber Daya Mineral. ”Seharusnya konstruksi fisik bisa dimulai pada September, tapi karena Covid-19, akan tertunda,” ucap Tony.

Jika pembangunan smelter terdampak Covid-19, kegiatan produksi mineral di area tambang Freeport justru tetap berjalan lancar. PT Freeport Indonesia dapat memenuhi target produksi pada semester I 2020. Sebagai gambaran, produksi tembaga mencapai 321 juta pounds atau meningkat 18,88 persen dibandingkan produksi pada awal 2019. Adapun produksi emas yang mencapai 341.000 ons tumbuh 7,9 persen dibandingkan rentang waktu yang sama pada tahun lalu.

Komisaris PT Freeport Indonesia AM Fachir mengatakan, solidaritas di dalam perusahaan menjadi kunci agar dapat beradaptasi dengan normal baru pada masa pandemi Covid-19. ”Corporate values (nilai-nilai perusahaan) perlu di-refresh demi menguatkan solidaritas,” kata Fachir dalam webinar bertajuk ”Dari Timur untuk Indonesia Maju” yang diselenggarakan PT Freeport Indonesia, Senin (17/8/2020).

Dalam webinar yang sama, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI Rhenald Kasali menilai, perusahaan yang memiliki aset dan infrastruktur yang cukup besar, seperti Freeport, perlu berkolaborasi dengan perumus kebijakan dan masyarakat adat agar dapat melewati pandemi Covid-19. (ILO)