JAKARTA– Tiongkok kian agresif membenamkan investasi ke Indonesia, mulai dari industri pertambangan, otomotif, hingga infrastruktur. Investasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri tanpa mengesampingkan kualitas produk upaya alih teknologi.
Seperti diketahui, perekonomian Tiongkok terus berada dalam tren pelambatan dalam beberapa tahun terakhir. Sejak menikmati angka pertumbuhan ekonomi dua digit, perekonomian Tiongkok terus kehilangan momentumnya sejak 2010 seiring penurunan kinerja ekspornya akibat dampak pelemahan permintaan global.
Untuk itu, Tiongkok terus berupaya menggenjot sejumlah mesin pertumbuhannya, terutama investasi ke sejumlah negara. Salah satunya Indonesia yang masuk dalam radar bidikan Negeri Panda.
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII), Harjanto, dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (13/7), mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi bagi Tiongkok.
“Meningkatnya investasi Tiongkok diharapkan membawa efek positif bagi peningkatan daya saing industri dalam negeri,” kata Harjanto.
Beberapa investasi Tiongkok di Indonesia, paparnya, yakni PTSulawesi Mining Investment yang bergerak pada bidang pertambangan nikel dengan kapasitas 300.00 ton per tahun dengan nilai investasi sebesar 636 juta dollar AS di Morowali Industrial Park, Sulawesi Tengah. Perusahaan tersebut membangun smelter nikel pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Arc Furnace Rotary Kiln.
Perusahaan lain yakni PTVirtue dragon Nickel Industry yang bergerak di bidang pengolahan ferronikel di Konawe, Sulawesi Tenggara, dengan nilai investasi sebesar lima miliar dollar AS dengan kapasitas 600.000 ton per tahun.
Sementara itu, China Communications Constructions Company Ltd. (CCCC) akan turut pula berpartisipasi dalam kerja sama pengembangan kawasan industri di luar Pulau Jawa sehingga mampu menarik unit-unit usahanya untuk berinvestasi pada sektor manufaktur di Indonesia. Salah satu unit usaha CCCC, yakni China Harbour telah menyatakan tertarik pada pengembangan kawasan industri di Kuala Tanjung dan di sektor pelabuhan.
Infrastruktur Perhubungan
Tak hanya itu, pelaku bisnis Tiongkok kabarnya tertarik juga menggarap proyek infrastruktur perhubungan di Sumatera Utara. Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam siaran persnya, kemarin mengungkapkan investor Tiongkok tertarik mendanai pembangunan jalur kereta api menuju Danau Toba.
“Investor Tiongkok mau bangun railroad dari Medan sampai Danau Toba. Dia mau bangun infrastruktur. Saya pikir dia mau investasi kecil, dia bilang kami siap sampai USD 10 miliar,” kata Luhut.
Bahkan, belum lama ini, Wuling Motors melalui PTSGMW Motor Indonesia meresmikan unit produksi mobil di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik dengan investasi 700 juta US dollar diyakini mampu memproduksi 120 ribu unit per tahun. bud/mza/E-10