News
JV Bumi Minerals-Antam Mulai Ekspansi Tambang Emas dan Tembaga
JAKARTA − PT Gorontalo Minerals, perusahaan patungan (joint venture/JV) antara PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), memulai ekspansi tambang emas dan tembaga. Setelah meraih izin kegiatan operasi produksi, Gorontalo Minerals berencana merampungkan fase konstruksi pada akhir 2021 atau awal 2022.
Direktur dan Investor Relations Bumi Resources Minerals (BRM) Herwin W Hidayat mengatakan, baru-baru ini, Gorontalo Minerals mendapat izin kegiatan operasi produksi tambang emas dan tembaga dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Izin tersebut menjadi dasar bagi Gorontalo Minerals untuk mengembangkan dan mengoperasikan tambang yang berada di Gorontalo.
”Gorontalo Minerals dimiliki oleh BRM sebanyak 80% dan 20% oleh Antam. Nah, seiring dengan rencana penyelesaian masa konstruksi tiga tahun, kami berharap Gorontalo Minerals paling lambat bisa mulai produksi pada semester I-2020 atau kalau bisa lebih cepat menjadi akhir 2021,” kata Herwin di Jakarta, Selasa (5/3).
Dia menegaskan, pihaknya bersama rekanan berestimasi bahwa produksi tahun pertama dapat mencapai satu juta ton. Namun, untuk rencana produksi perdana, Herwin mengakui bahwa perusahaan JV milik BRM dan Antam tersebut belum akan membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter).
Sebaliknya, Gorontalo Minerals akan menggunakan teknologi heap leaching, yang mengubah tembaga (copper) menjadi copper cathode. “Jika menggunakan teknologi tersebut, Gorontalo Minerals berkesempatan mengeluarkan biaya belanja modal (capital expenditure/capex) yang lebih rendah dibandingkan langsung membuat smelter,” tutur dia
Direktur dan Investor Relations Bumi Resources Minerals (BRM) Herwin W Hidayat mengatakan, baru-baru ini, Gorontalo Minerals mendapat izin kegiatan operasi produksi tambang emas dan tembaga dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Izin tersebut menjadi dasar bagi Gorontalo Minerals untuk mengembangkan dan mengoperasikan tambang yang berada di Gorontalo.
”Gorontalo Minerals dimiliki oleh BRM sebanyak 80% dan 20% oleh Antam. Nah, seiring dengan rencana penyelesaian masa konstruksi tiga tahun, kami berharap Gorontalo Minerals paling lambat bisa mulai produksi pada semester I-2020 atau kalau bisa lebih cepat menjadi akhir 2021,” kata Herwin di Jakarta, Selasa (5/3).
Dia menegaskan, pihaknya bersama rekanan berestimasi bahwa produksi tahun pertama dapat mencapai satu juta ton. Namun, untuk rencana produksi perdana, Herwin mengakui bahwa perusahaan JV milik BRM dan Antam tersebut belum akan membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter).
Sebaliknya, Gorontalo Minerals akan menggunakan teknologi heap leaching, yang mengubah tembaga (copper) menjadi copper cathode. “Jika menggunakan teknologi tersebut, Gorontalo Minerals berkesempatan mengeluarkan biaya belanja modal (capital expenditure/capex) yang lebih rendah dibandingkan langsung membuat smelter,” tutur dia
