Janji PT Vale Bangun Smelter di Kolaka Kembali Dipertanyakan
' />
ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka kembali mempertanyakan janji PT Vale Indonesia Tbk untuk membangun smelter atau pabrik pemurnian nikel di Bumi Mekongga. Kali ini Wakil Bupati Kolaka, Muhammad Jayadin mempertanyakan janji perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan tersebut.
PT Vale, kata Jayadi, telah melakukan kebohongan dan hanya berjanji kepada masyarakat dan pemerintah daerah. Padahal sudah lama, perusahaan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada Wonua Sorume, tetapi tidak ada kontribusinya untuk daerah.
Jangankan menunaikan janji membangun smelter, sejak 2014 dirinya menjabat Wakil Bupati Kolaka, tidak pernah sekalipun mengetahui kontribusi dari program CSR perusahaan tersebut. ” Kalau memang ada kontribusi CSR dari PT Vale, kenapa saya sebagai Wakil Bupati Kolaka tidak mengetahui hal tersebut,” ujarnya di Kolaka, Selasa (10/3/2020). iklan zonasultra
Jayadin mengatakan perusahaan seharusnya menunjukkan kontribusi program CSR kepada masyarakat di Baula, Wundulako, dan Pomalaa secara transparan. Sehingga, masyarakat di sekitar lokasi operasi perusahaan bisa merasakan manfaat keberadaan perusahaan tersebut.
Masih kata dia, pemerintah dan masyarakat hanya meminta agar tidak ada lagi kebohongan dan sekadar janji dari PT Vale. Seharusnya, perusahaan menunjukkan bukti nyata eksekusi pembangunan pabrik pemurnian nikel dalam jangka satu tahun d Bumi Mekongga.
“Jangan nanti ada reaksi-reaksi dari masyarakat baru bertindak. Kita hanya mau smelter itu dibangun,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Corporate Affairs PT Vale Indonesia Tbk, Yusuf Suharso membantah bila perusahaan yang bergerak dalam bisnis pertambangan ini hanya mengumbar janji. Justru perusahaan menunjukkan keseriusan untuk membangun smelter atau pabrik pemurnian nikel di Bumi Mekongga.
Yusuf menjelaskan saat ini PT Vale menggandeng mitra strategis dari Jepang. Ia memastikan bahwa keberhasilan untuk kerjasama antara PT Vale dengan perusahaan tersebut dapat dicapai. Hal itu dibuktikan dengan intensitas manajemen perusahaan mitra Vale mengunjungi Kabupaten Kolaka untuk meninjau lokasi.
Menurutnya, saat PT Vale tidak melaksanakan janjinya tersebut, maka kredibilitas perusahan akan dipertanyakan. Hanya memang PT Vale membutuhkan partner untuk mengeksekusi rencana pembangunan smelter.
“Perusahaan yang menjadi mitra strategis ini cukup intens melakukan kunjungan untuk pendekatan. Karena mereka memang mengalami penurunan jumlah produksi, sehingga mereka mencari negara lain untuk menyuplai. Jadi ada indikasi yang lebih baik dari sebelumnya,” kata Yusuf di Kolaka, Selasa (10/3/2020).
Ia menambahkan bahwa dirinya diajak bergabung untuk membantu proses pengembangan proyek pembangunan smelter atau pabrik pemurnian nikel dengan mitra strategis tersebut. Secara pribadi, ia juga akan mempertanyakan ke manajemen terkait janji pembangunan smelter.
Untuk kepastian berjalannya proses pelaksanaan proyek pembangunan smelter ini belum bisa dipastikan kapan terselenggara, kemungkinan 2021. Hanya saja, di tahun 2020 ini segala persiapan sudah berjalan.
“Kita lihat saja nanti, saat suatu kegiatan sudah berjalan, maka kegiatan lainnya akan berlanjut. Orang dari mitra strategis yang datang pun berbeda-beda, ada yang ahli bidang administrasi, ahli bidang teknis. Itu berarti perusahaan serius untuk membangun smelter,” tambahnya. (a)