Jokowi Mau Setop Ekspor Bauksit, Akankah Seheboh Nikel?
Jakarta, CNBC Indonesia - Demi mengembangkan industri dalam negeri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewacanakan untuk mulai membatasi bahkan melarang ekspor sejumlah barang mineral. Setelah ekspor bijih (ore) nikel akan dilarang mulai tahun depan, kini giliran bauksit yang diwacanakan bakal dibatasi.
"Ini satu-satu, nikel dulu. Nanti kita siap, bauksit setop," kata Jokowi, dalam pengarahan pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Istana Negara, Jakarta, kemarin.
Kalau melihat catatan Badan Pusat Statistik (BPS), sepertinya Indonesia bakal baik-baik saja bahkan jika ekspor bauksit dihentikan 100%. Sepanjang Januari-September 2019, nilai ekspor bauksit tidak sampai US$ 1 juta, tepatnya di US$ 722.571. Bagai butiran debu dibandingkan total nilai ekspor yang mencapai US$ 124,17 miliar.
Meski begitu, ekspor bauksit tetap tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab ternyata komoditas ini punya prospek yang cerah. Ini terlihat dari pertumbuhan ekspor bauksit Januari-September 2019 yang melonjak 309,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Negara-negara Asia adalah tujuan utama ekspor bauksit Indonesia. Sepanjang Januari-September 2019, ekspor bauksit ke Jepang tercatat US$ 613.411, meroket 1.014% dibandingkan periode yang sama pada 2018.
Setelah Jepang, China menjadi negara tujuan ekspor bauksit kedua terbesar. Nilai ekspor bauksit ke China tercatat US$ 64.355, naik 21,05%.
Kemudian Singapura menjadi tujuan ekspor terbesar ketiga dengan nilai US$ 28.933. Menariknya, Singapura tidak mendatangkan bauksit dari Indonesia pada periode Januari-September 2018. Mungkin Negeri Singa sedang merencanakan sesuatu, mengembangkan industri berbasis bauksit seperti aluminium.