Kantongi Izin Tambang, Gorontalo Minerals Siap Produksi pada 2022
VIVA – Setelah mendapatkan izin operasi produksi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, PT Gorontalo Minerals memastikan bahwa tambang tembaga dan emasnya akan mulai berproduksi selambat-lambatnya pada semester pertama 2022.
Meski demikian, Direktur dan Investor Relations Bumi Resources Minerals, Herwin W Hidayat berharap, anak usaha PT Bumi Resources Minerals Tbk itu, bisa melakukan produksinya lebih cepat dari target yang dicanangkan tersebut.
"Kalau kami sih maunya ya secepat-cepatnya, paling tidak di akhir 2021. Karena kalau bisa lebih cepat kenapa tidak?" kata Herwin saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa 5 Maret 2019.
Herwin menjelaskan, dengan tempo pembangunan konstruksi tiga tahun di mana setelahnya akan terhitung masa operasi dan produksi selama 30 tahun, maka Gorontalo Minerals akan memiliki rentang waktu produksi hingga akhir Desember 2052.
Mengenai target produksi dari tambang itu, Herwin mengatakan bahwa pihaknya mencanangkan produksi bijih dengan rata-rata volume sebesar satu juta ton per tahunnya.
Dalam upaya memulai produksi lebih awal untuk sebagian cadangan yang ada di tambang itu, Herwin mengaku saat ini pihaknya tengah mengkaji teknik dan prosedur heap leaching. Di mana, batuan yang mengandung mineral logam dan material mentah itu nantinya akan diolah dengan disiram bahan kimia pelarut.
Dengan teknik tersebut, proses konversi bijih tembaga akan langsung bisa dihasilkan menjadi katoda tembaga (Copper cathode) tanpa melalui proses konsentrat.
"Kami tengah berupaya menerapkan teknologi itu supaya bisa mempercepat produksi dengan biaya yang sangat minim, karena tidak membutuhkan pabrik pemurnian (smelter) untuk sementara waktu," kata Herwin.
Meski demikian, Hewin mengakui bahwa proses itu hanya akan berlaku untuk jumlah tonase volume yang terbatas, dan tidak bisa mencakup semua bijih tembaga. Ke depannya mereka tetap akan membutuhkan smelter.
"Kalau (Heap leaching) ini bisa berjalan, maka belanja modal yang diperlukan akan sangat rendah karena jauh lebih murah dibandingkan membangun smelter. Nilainya kita prediksi tidak akan lebih dari US$30 juta, sehingga pendanaannya masih bisa dibiayai dengan kas internal perusahaan," ujarnya.
Bumi Resources Minerals menguasai sekitar 80 persen saham Gorontalo Minerals, di mana sebanyak 20 persen sisanya dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk. (Antam). Titik-titik lokasi tambang yang saat ini dioperasikan Gorontalo Mineral antara lain adalah di area Sungai Mak, Cabang Kiri, Motomboto North, Motomboto East, dan Kayu Bulan. (art)