Karena Masalah Freeport, Pertumbuhan Ekonomi Turun
AktualPress.com—Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I sebesar 5,01 persen. Nilai positif tersebut karena hampir semua sektor tumbuh kecuali di pertambangan yang mengalami penurunan sebesar 0,49 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi kegagalan ekonomi di sektor pertambangan karena persoalan PT Freeport Indonesia. “Sektor pertambangan ini merah (turun). Saya duga terkait dengan Freeport,” kata Sri Mulyani di Yokohama, Jepang, Sabtu 6 Mei 2017.
Sebelumnya, pemerintah sudah memberikan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) sementara kepada Freeport. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Ekspor Konsentrat perusahaan pemegang kontrak karya harus berganti menjadi pemegang IUPK dan memiliki smelter apabila ingin melakukan ekspor konsentrat.
Hal ini yang dipersoalkan oleh Freeport. Mereka bahkan akan membawa kasus ini ke arbitrase internasional.
Meski sektor pertambangan pertumbuhannya negatif, Sri Mulyani justru terkejut dengan pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian. Berdasarkan data BPS, di sektor ini pertumbuhannya melonjak sebesar 7,12 persen dibandingkan kuartal I 2016 sebesar 1,47 persen. “Ini enggak pernah terjadi selama saya menjadi ekonom.”
Sri Mulyani menduga pesatnya pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian karena harga komoditas membaik. “Biasanya paling besar 5 persen. Ini menjelaskan deflasi. Dan mungkin karena harga CPO sawit yang membaik,” ujar dia. (Zainab/tempo.co)