BANGKAPOS.COM,BANGKA--Pengaruh tutupnya smelter yang telah terjadi di Provinsi Bangka Belitung banyak meninggalkan pekerjaan, terutama dalam hal reklamasi dan tambang ilegal yang ditampung oleh para smelter.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Komisi III, DPRD Provinsi Bangka Belitung, Rina Tarol, yang mengatakan bahwa banyak anggaran yang bocor serta lingkungan rusak akibat keberadaan smelter.
Walaupun menampung banyak para pekerja, namun menurutnya, tidak sebanding dengan rusaknya alam, banyaknya tambang ilegal dan penada timah ilegal.
"Dengan keberadaan smelter banyak dampak bocor dari semelter tidak pernah CSR dilaksanakan benar-benar, lalu lingkungan hidup rusak, reklamasi juga tidak jelas tidak ada pengaruh, walaupun ada sekelompok orang bisa bekerja di situ, namun itu sekian persen, bila dibandingkan akibatnya, itu dengan ada slemeter banyak bermunculan Tambang Ilegal," ungkap Rina Tarol kepada Bangkapos.com, Rabu (19/2/2020).
Ia menjelaskan bahwa keberadaan smelter banyak melakukan ekspor timah dengan tidak satu pintu dan ditemukan banyak IUP bodong.
"Sudah seharusnya ekpor satu pintu lebih gampang seperti saat ini, untuk ngontrolnya selama ini dengan ada IUP bodong, tidak jelas tumpang tindih, dapat timah bukan dari IUP mereka pegang, namun dengan saat ini yang hanya satu pintu dari PT Timah lebih gampang mengontrolnya," jelas Rina Tarol.
Dari persoalan tersebut, kata Rina Tarol, dinas ESDM harus melakukan pengawasan, bukan hanya dari timah tetapi mineral lainya yang harus mereka lakukan pengawasan saat ini.
"Dinas ESDM kacau, mereka bermain tidak melaksanakan fungsi kontrol dengan baik, sehingga banyak timbul IUP bodong, bukan hanya timah yang perlu diawasi, tetapi banyak yang lain bukan dari timah, seperti pasir kuarsa di hutan lindung, mereka harusnya bisa mengawasi itu," tegasnya.
Sementara Plt Kepala ESDM Babel, Supanto sudah berupaya didatangi kantor dan dihubungi untuk menanggapi bagaimana pengaruh tutupnya smelter terhadap perkembangan produksi timah Babel, sayangnya Supanto enggan berkomentar banyak.
Dia mangaku masih melakukan Dinas Luar, dan selain itu dia beralasan masih rapat dan data belum lengkap sehingga tidak bisa memberikan penjelasan terkait pengaruh tutup smelter di Bangka Belitung.
"Saya lagi rapat dengan pak dirjen, Lum tau jam berapa selesai nya," ungkapnya, Selasa (19/2/2020).
Namun saat Bangkapos, kembali menanyakan hal tersebut ke Supanto, pada Rabu (19/2/2020) dia masih enggan berkomentar karena belum memiliki data lengkap.
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Keberadaan Smelter Banyak Munculkan Tambang Ilegal, Rina Tarol Sebut Pengawasan ESDM Babel Kacau, https://bangka.tribunnews.com/2020/02/19/keberadaan-smelter-banyak-munculkan-tambang-ilegal-rina-tarol-sebut-pengawasan-esdm-babel-kacau. Penulis: Riki Pratama Editor: nurhayati