a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Kemenaker Beber Harus TKA China yang Instal Smelter di Konawe, Professor Teknik Indonesia Tak Bisa


' />
TRIBUNKALTIM.CO - Kemenaker beber harus TKA China yang instal smelter di Konawe, Professor Teknik Indonesia tak bisa.

Sekitar 500 Tenaga Kerja Asing atau TKA Asal China diperkirakan masuk ke Konawe, Sulawesi Tenggara, Juli nanti.

Gubernur Sultra Ali Mazi yang sebelumnya tegas menolak masuknya TKA China di masa pandemi Virus Corona, akhirnya berubah sikap.

Sementara, Kementrian Tenaga Kerja atau Kemenaker memastikan TKA China yang masuk ke Konawe merupakan tenaga ahli dan teknisi.

Sebanyak 500 tenaga kerja asing (TKA) China yang didatangkan ke Indonesia dan bekerja di pabrik smelter Konawe, Sulawesi Tenggara merupakan tenaga ahli profesional.

Karena bahasanya (di mesin) smelter atau produk-produk China, cuma China yang tahu.

Mau orang Indonesia, sekalipun profesor teknik enggak bakalan bisa," jelas Aris lagi.

Kendati demikian, Aris memastikan tenaga kerja lokal akan mendampingi serta mempelajari keahlian dari para TKA China itu, selama proses pembangunan smelter.



Karena bahasanya (di mesin) smelter atau produk-produk China, cuma China yang tahu.

Mau orang Indonesia, sekalipun profesor teknik enggak bakalan bisa," jelas Aris lagi.

Kendati demikian, Aris memastikan tenaga kerja lokal akan mendampingi serta mempelajari keahlian dari para TKA China itu, selama proses pembangunan smelter.

Nantinya, tenaga kerja Indonesia yang akan mengelola perusahaan tersebut ketika sudah beroperasional penuh serta memahami teknologi asal China itu.

"Ini nanti ada tenaga pendampingnya dari Indonesia, di-handle nanti sama orang Indonesia, kemudian TKA China itu balik kanan," ucapnya.

Pemerintah juga memastikan bahwa TKA China ini nantinya hanya bekerja selama masa kontrak 6 bulan.

Sekaligus diawasi oleh Tim Pengawas Orang Asing (Pora) yang dikomandani oleh Kementerian Hukum dan HAM.

"Mereka kan hanya jangka pendek, maksimum 6 bulan.

Setelah 6 bulan mereka harus pulang.

Kalau enggak pulang nanti ditangkap oleh pegawai pengawas dari Tim Pora.



“49 TKA yang lalu saja kita sudah babak belur. Suasana kebatinan masyarakat menghadapi corona, tidak tepat dengan memasukkan TKA asal Cina,” katanya.

Namun pernyataan Ali Mazi berubah. Pada Selasa (16/6/2020), ia menyatakan telah mengizinkan 500 TKA asal China datang ke Konawe, Sultra.

Karena kedatangan para TKA China sudah ada izin dari pemerintah pusat.

"Kita pemerintah daerah tidak boleh bertentangan dengan pemerintah pusat," kata Ali Mazi saat diwawancarai Kompas TV, Selasa (16/6/2020).

Ali Mazi juga mengatakan kedatangan pada TKA China sudah sesuai dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan mengikuti aturan pemerintah.

"Dukunglah investasi yang ada di Sultra ini, sehingaa pasca-covid ini kita sudah bisa bangkit.

Mereka sudah boleh datang.

Mereka sudah melakukan karantina" katanya.

Para TKA China akan datang ke Sultra secara bertahap.

Di tahap pertama, ada 146 TKA yang dijadwalkan tiba pada 23 Juni 2020.

Kedatangan mereka didampingi oleh empat tenaga medis.

• Kurangi Interaksi Langsung Saat New Normal, Dokumen Kependudukan Kini Bisa Diantar via Ojol

• Ini Jadwal Resmi Masuk Sekolah Kemendikbud, SMA & SMP Duluan, Ada Imbauan Khusus Soal Izin Orangtua

Salahgunakan Visa?

Sementara itu Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh mengatakan izin kedatangan TKA China bukan hanya dari segi kesehatan.

Namun pertimbangan lain adalah kepatuhan perusahaan tempat mereka bekeja juga harus diperhatikan.

Abdurrahman mengatakan ada dugaan sebagian besar TKa China di kawasan industri Morosi menyalahgunakan visa.

Mereka diduga menggunakan visa kunjungan. Tak hanya itu, Abdurrahman juga tidak yakin jika 500 TKA China yang datang adalah tenaga ahli.

“Coba kita jujur bahwa 80 hingga 90 persen TKA yang masuk di Indonesia menggunakan visa kunjungan dan ini sangat merugikan negara.

Tidak ada kontrol dari negara karena ada segelintir orang yang menutup-nutupi kejadian ini,” kata Abdurrahman dikonfirmasi, Rabu (17/6/2020).

Sementara itu External Affairs Manager PT VDNI Indrayanto mengatakan 500 TKA China yang datang adalah tenaga teknis yang bekerja secara temporer dan bukan untuk waktu lama.

Para TKA tersebut akan mengerjakan 33 tungku smelter milik PT OSS.
Pengerjaan tungku smelter tersebut diklaim dapat menyerap ribuan tenaga kerja lokal.

Terkait penerimaan ribuan karyawan itu, menurut dia, saat ini sudah selesai dilakukan perekrutan.

"Jika 500 TKA China sampai tidak jadi didatangkan, maka sebanyak 3.000 lebih tenaga kerja lokal terancam kehilangan pekerjaannya," kata Indrayanto dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Senin (11/5/2020).

"Bisa ada kemungkinan mereka dirumahkan dahulu tanpa mendapat gaji, atau bahkan bisa PHK.

Tentunya hal ini tidak kami harapkan, perusahaan juga berusaha agar hal ini tidak terjadi," kata dia.



Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Kemenaker Beber Harus TKA China yang Instal Smelter di Konawe, Professor Teknik Indonesia Tak Bisa, https://kaltim.tribunnews.com/2020/06/18/kemenaker-beber-harus-tka-china-yang-instal-smelter-di-konawe-professor-teknik-indonesia-tak-bisa?page=4.

Editor: Rafan Arif Dwinanto
• Bukan Senjata Api, Pemukul Jarak Dekat Militer China Buat Puluhan Tentara dan Kolonel India Tewas

• Kabar Buruk Virus Corona Meningkat di Surabaya, Wilayah Risma Harus PSBB Lagi?

• Rasio Tracing Covid-19 di Surabaya Terendah di Jatim, Gugus Tugas Jatim Ngenes, JK Ingatkan Hal Ini

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Aris Wahyudi.

" TKA China yang datang itu levelnya profesional, engineer dan teknisi," ujarnya ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (18/6/2020).

Alasan pemerintah menyetujui masuknya TKA China tersebut karena keahliannya dibutuhkan oleh kedua perusahaan.

Yaitu PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel sebagai pengaju permohonan kepada pemerintah melalui Kemenaker.

"Ini ibaratnya baru pembangunan pabrik atau instalasi infrastruktur pabrik maka dibutuhkan para tenaga kerja China itu.