a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Kementerian ESDM Bidik Investasi Minerba Rp125 Triliun pada 2020

Kementerian ESDM Bidik Investasi Minerba Rp125 Triliun pada 2020
Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memperkirakan investasi subsektor mineral dan batu bara (minerba) mencapai US$8,87 miliar atau Rp125 triliun dengan asumsi kurs Rp14.100 pada 2020, naik 43,76 persen dari proyeksi investasi tahun ini senilai US$6,17 miliar.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot mengatakan peningkatan investasi subsektor minerba bakal didominasi proyek smelter yang tengah dalam masa konstruksi pada 2020. Investasi tahun depan tersebut bakal lebih tinggi juga dibandingkan dengan realisasi pada tahun lalu senilai US$7,4 miliar.
Baca juga: Laju Penerimaan Nonpajak Minerba Melambat

"Tahun depan kemungkinan naik jadi US$8,87 miliar, yang didominasi proyek smelter," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (11/7/2019).

Selain smelter, peningkatan investasi tahun depan bakal didorong juga dengan adanya beberapa perusahaan yang masuk ke tahap operasi produksi.

Sementara itu, kontribusi investasi eksplorasi diperkirakan masih belum signifikan. Bahkan apabila dibandingkan dengan total investasi eksplorasi dunia, porsi Indonesia masih sekitar 1 persen saja.

Meskipun porsi eksplorasi Indonesia masih sangat rendah, terjadi peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.

Bambang mengatakan pada 2016 investasi eksplorasi senilai US$65 juta dan naik menjadi US$115 juta. "Tahun lalu [2018] US$145 juta, sementara tahun ini diproyeksikan mencapai US$274 juta," katanya.

Kementerian ESDM pun optimistis investasi eksplorasi pada 2020 dapat tumbuh mencapai US$300 juta. Bambang menambahkan dari hasil eksplorasi mineral, terlihat potensi pengembangan nikel masih terbuka lebar.

"Potensi geologi indonesia masih menarik, mungkin [untuk mendorong investasi] kebijakan perlu ditinjau jauh kembali," katanya.