Kinerja Aneka Tambang (ANTM) di kuartal I dan II diprediksi tertekan corona
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Corona (Covid-19) ditaksir bakal berdampak terhadap kinerja PT Aneka Tambang Tbk di awal tahun ini. Emiten tambang mineral plat merah berkode ANTM di Bursa Efek Indonesia ini tengah menghitung dampak pandemi terhadap kinerja perusahaan.
Senior Vice President Corporate Secretary ANTM Kunto Hendrapawoko mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang menghitung dan mengkaji skenario-skenario pandemi Covid-19 terhadap perusahaan.
"ANTM melihat kecenderungan akan ada dampak yang mengakibatkan dilakukannya penyesuaian-penyesuaian atas jalannya operasional Perusahaan," kata Kunto kepada Kontan.co.id, Senin (20/4).
Sayangnya, Kunto masih belum memaparkan detail skenario yang dimaksud. Yang jelas, sambungnya, sebagian pasar komoditas ANTM adalah pasar internasional. Sementara pandemi ini mengakibatkan beberapa negara melakukan kebijakan lockdown atau memperketat akses masuk. Termasuk di beberapa negara tujuan ekspor ANTM seperti di Tiongkok dan India.
Hal tersebut ditaksir bakal berdampak terhadap kinerja ANTM di tahun ini, setidaknya untuk periode Kuartal I dan Kuartal II. " Kondisi ini tentunya mempengaruhi kinerja Perusahaan jika pandemi ini masih berlangsung dalam waktu yang lama. Mungkin akan memengaruhi kinerja bisnis ANTM terutama di kuartal 1 dan awal kuartal 2 tahun 2020 ini," jelas Kunto.
Oleh sebab itu, Kunto menjelaskan bahwa target operasional yang ditetapkan ANTM pada tahun 2020 bersifat dinamis dan terbuka untuk menyesuaikan tingkat penyerapan pasar dan harga komoditas.
Ia menyebut, hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan tantangan kondisi perekonomian global yang berfluktuasi pada periode triwulan pertama dan kedua tahun 2020, serta outlook perekonomian global tahun 2020 selama Covid-19 outbreak.
"Pada prinsipnya ANTAM senantiasa mengevaluasi setiap peluang yang ada untuk meningkatkan kinerja bisnis Perusahaan dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian," sambungnya.
Di tengah Covid-19, Kunto mengatakan bahwa ANTM berkonsentrasi pada strategi efisiensi untuk mempertahankan daya saing usaha. Juga berupaya untuk menurunkan biaya tunai operasi, sembari tetap fokus menyelesaikan proyek hilir smelter ANTM.
Kunto mengklaim, ANTM masih memiliki posisi keuangan yang cukup solid untuk mendukung proyek pengembangan hilir dengan nilai kas dan setara kas sebesar Rp 3,64 triliun.
Saat ini ANTM berfokus pada penyelesaian Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) berkapasitas 13.500 TNi yang telah mencapai realisasi konstruksi sebesar 97,75% di akhir 2019.
Juga pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerjasama dengan PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun.
Selain itu, imbuh Kunto, ANTM juga berharap sentimen positif dari tren kenaikan harga emas bakal menyokong kinerja perusahaan. "Secara umum, sentimen kenaikan harga emas saat ini diharapkan dapat berkontribusi memberikan dampak positif terhadap bisnis Perusahaan di tengah pandemi Covid-19," tandasnya.