a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Kuasai 15-20% Cadangan dan Sumber Daya Mineral

Selain mempercepat hilirisasi, Budi menambahkan bahwa pembentukan holding BUMN tambang juga bertujuan untuk menguasai 15-20% kepemilikan cadangan (reserve) dan sumber daya (resource) mineral Indonesia, mengakuisisi aset-aset strategis, eksplorasi berkelanjutan baik yang sudah ada maupun yang baru, dan manajemen strategi dalam mengelola aset pertambangan, di antaranya cobalt, monazite, dan rare earth.


Saat ini, lanjut Budi, nilai cadangan mineral yang dikuasasi holding BUMN tambang mencapai total sekitar US$ 469,77 miliar, dengan rincian masing-masing batu bara sebesar US$ 231 miliar, nikel US$ 33,09 miliar, bauksit US$ 14,68 miliar, timah US$ 7,66 miliar, tembaga US$ 129,53 miliar, emas US$ 50,54 miliar, dan perak US$ 3,25 miliar.

Sementara itu, total nilai sumber daya mineral yang dikuasasi holding BUMN tambang sekitar US$ 1,07 triliun, dengan rincian batu bara sebesar US$ 581 miliar, nikel US$ 131,39 miliar, bauksit US$ 181,29 miliar, timah US$ 16,16 miliar, tembaga US$ 100,14 miliar, emas US$ 56,77 miliar, dan perak US$ 3,99 miliar..


Di sisi lain, Budi menjelaskan bahwa pembentukan holding BUMN pertambangan juga bertujuan untuk menjadi perusahaan kelas dunia dengan masuk daftar perusahaan Global Fortune 500.

“Hingga akhir 2017 total aset konsolidasi Inalum sebesar US$ 6,8 miliar dan revenue sebesar US$ 3,5 miliar,” ujar dia.

Total nilai aset dan revenue konsolidasi Inalum tersebut kalah dari perusahaan tambang dunia seperti Rio Tinto yang memiliki aset US$ 95 miliar dan revenue US$ 40 miliar, Glencore (aset US$ 135 miliar dan revenue US$ 205 miliar), BHP Billiton (aset US$ 117 miliar dan revenue US$ 38 miliar), Vale (aset US$ 99 miliar dan revenue US$ 34 miliar), serta Anglo American (US$ 54 miliar dan revenue US$ 26 miliar).