LensaNTB.com, Sumbawa Barat – Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga Independen Persatuan Pemuda (LSM LIPPAN) mempertanyakan keseriusan PT AMNT soal rencana industri pembangunan pabrik pemurnian emas (Smelter) dalam daerah yang rencananya di Kecamatan Maluk.
Ketua LSM LIPPAN, Mus Mulyadi yang diwawancarai media, Selasa (26/3/2018) mengatakan, informasi yang dihembuskan ditengah masyarakat bahwa smelter akan beroperasi tahun 2021 mendatang. Disisi lain, hingga sejauh ini belum ada tanda-tanda pembangunan fisik pabrik dimaksud.
“Warga butuh informasi soal kejelasannya agar dapat mempersiapkan diri memiliki bekal dengan harapan dapat diterima menjadi bagian dari perusahaan nantinya,” kata Mus Bree – akrabnya pria ini disapa.
Kalau memang perusahaan tidak serius atau tidak mampu menunaikan amanat dari UU Minerba, pihaknya menggedor pemerintah pusat untuk mencabut ijin pengiriman konsentrat sekaligus meminta perusahaan gulung tikar dari bumi persada ini.
“Kekayaan sumberdaya alam diangkut dalam jumlah besar, namun masih menyisahkan 1.856 kk sebagai warga miskin di tanah Pariri Lema Bariri,” tegasnya.
Warga, sambungnya lagi intens menanyakan soal info smelter. Namun mereka kesulitan akses informasi. Masyarakat meyakini jika industri raksasa tersebut berjalan, maka akan ada ribuan tenaga kerja yang diserap termasuk putra-putri daerah.
Ia menambahkan, betapa mulianya perusahaan nantinya ketika mampu memberi kesempatan kerja dan menghadirkan peluang ekonomi baru di tengah masyarakat. Ada ribuan orang yang akan menikmati multiplayer effect dari industri itu.
Untuk menjaga perimbangan pemberitaan, Anita Avianty selaku Head of Corporate Communications PT AMNT yang konfirmasi media, via seluler, Selasa (26/3/2019) mengatakan bahwa PT Amman Mineral saat ini masih terus fokus untuk melakukan pembangunan smelter berkapasitas 1,3 juta ton konsentrat per tahun di Benete, Sumbawa Barat, NTB. Untuk mendukung pembangunan smelter tersebut, Amman Mineral telah mengalokasikan investasi yang diperlukan termasuk lahan sebagai lokasi pembangunan smelter.
Pada kuartal IV/2018 Amman Mineral telah menunjuk Outotec untuk membantu desain teknik dan rekayasa awal (front-end engineering design/FEED) untuk membantu mempercepat pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian tembaga.
Terkait kemajuan smelter, seluruh progres kemajuan dan perencanaan dilakukan sesuai komitmen dan dilaporkan ke pemerintah (ESDM) setelah sebelumnya dilakukan verifikasi oleh verifikator independen.
“Pembangunan smelter merupakan kewajiban yang harus dipenuhi sesuai dengan peraturan dan perundangan, Amman Mineral akan selalu tunduk pada peraturan yang berlaku,” pungkasnya.(SB/JN)