Jakarta: Menteri BUMN Erick Thohir memprioritaskan lima hal di periode kedua pemerintahan Joko Widodo. Lima langkah strategis untuk membenahi BUMN ini merupakan perpanjangan dari visi Presiden.
Erick menyebutkan prioritas pertama menyangkut nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia. Hal ini dilakukan dengan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan dampak sosial jangka panjang yang berkelanjutan, memastikan keamanan pangan, energi, kesehatan, dan lingkungan.
"Suka tidak suka harus menyeimbangkan bisnis dan public service," kata Erick dalam rangkaian agenda Hari Ulang Tahun Media Indonesia di Grand Studio Metro TV, Jakarta Barat, Selasa, 28 Januari 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selanjutnya inovasi model bisnis dilakukan dengan restrukturisasi model bisnis melalui pengembangan ekosistem, kerja sama, pertimbangan kebutuhan konsumen dan fokus pada care business.
Langkah ketiga melalui kepemimpinan teknologi. Erick mengatakan kepemimpinan global dalam teknologi strategis berupa coal to liquid atau gasifikasi batu bara, smelter, institusionalisasi, kapabilitas digital atau teknologi misalnya penggunaan big data untuk konsumen.
"Kita tentu harus bermain teknologi banyak sekali temuan, BUMN yang punya kekuatan itu justru terlena, sekarang di mining ada electric battery, terjadi perubahan di industri mobil padahal kita produsen nikel apakah kita tidak mau jadi produsen electric battery?" tutur Erick.
Strategi keempat yakni peningkatan investasi. Hal ini dilakukan dengan monetisasi aset yang sudah ada melalui mekanisme pasar dan memaksimalkan investasi asing. Mantan Presiden klub sepak bola asal Italia Inter Milan ini mengaku memiliki latar belakang sebagai seorang pengusaha (businessman) maka semua dana yang dikeluarkan harus membuahkan hasil yang maksimal.
Kelima, pengembangan dan bakat dilakukan dengan cara melatih dan mengedukasi tenaga kerja, mengembangkan SDM berkualitas untuk Indonesia, profesionalisasi tata kelola sistem seleksi SDM.
Ia bilang gaji pegawai BUMN tidak kalah dengan swasta maupun kementerian lainnya. Namun gaji besar tersebut harus diimbangi dengan kemampuan softskill.
"Kita mesti update softskill kita. Ini yang namanya kita harus branch marking. Saya enggak mau jadi menteri yang hanya memikirkan untuk hari ini, tanpa memikirkan menteri yang akan datang," jelas dia.