Lolos dari Koreksi, IHSG Tutup Sesi 1 dengan Penguatan 0,09%
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks bursa saham nasional berbalik menguat pada perdagangan sesi pertama Jumat (18/12/2020), mengindikasikan bahwa aksi ambil untung yang terjadi merespons kebijakan pengetatan perayaan Natal dan Tahun Baru masih kalah oleh optimisme pemodal akan pemulihan ekonomi, utamanya sektor properti.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,09% atau 5,3 poin ke 6.118,683 dengan 243 saham menguat, 213 lain melemah dan 160 sisanya flat. Dengan penguatan ini, koreksi IHSG sepanjang tahun berjalan tercatat tersisa 2,87%.
Pada pagi, IHSG sempat dibuka melemah sebesar 0,12% dan bahkan sempat meninggalkan level psikologis 6.100. Investor asing merealisasikan keuntungan dengan mencetak transaksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 301,7 miliar di pasar reguler.
Aksi jual terjadi setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Sergub yang berisi aturan pengendalian Covid-19 lebih ketat. Warga DKI diserukan mengurangi kegiatan di luar rumah kecuali yang mendasar dan mendesak.
dengan kapasitas jumlah orang yang berada di kantor maksimal 50%. Begitu juga untuk pusat perbelanjaan, kafe, restoran hingga tempat wisata maksimal pengunjung hanya boleh 50%.
Aturan tersebut dikhawatirkan menekan perekonomian akhir tahun di tengah perayaan Natal dan Tahun Baru, yang secara historis dikenal sebagai momen terjadinya pertumbuhan konsumsi terbesar nasional kedua setelah Puasa dan Lebaran.
Saham yang diterpa aksi jual oleh asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang melemah masing-masing sebesar 1,1% dan 0,6% ke Rp 4.280 dan Rp 3.520 per saham. Nilai jual asing atas saham BBRI mencapai Rp 123,9 miliar dari total nilai transaksi saham bank BUMN tersebut senilai Rp 291,8 miliar.
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) lagi-lagi mencetak reli terbesar, dengan nilai transaksi Rp 1,3 triliun. Saham BUMN tambang emas dan nikel terbesar nasional tersebut melompat 4,4% atau Rp 80 per unit menjadi Rp 1.895 per saham.
Nilai transaksi bursa masih terjaga tinggi, yakni mencapai Rp 12,5 triliun, dengan 19 miliar saham ditransaksikan. Frekuensinya mencapai lebih dari 939.000 kali, agak surut dari angka kemarin yang mencapai 1 juta kali.
Namun, menjelang penutupan, pasar terlihat memborong saham properti setelah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan yang diperkirakan bakal membantu kinerja penjualan emiten properti dan konstruksi.
Reli IHSG terjadi di tengah pergerakan variatif bursa Asia. Indeks bursa Jepang (Nikkei) melemah 0,1%, indeks Shanghai tumbuh 0,13%, dan indeks bursa Korea Selatan (KOSPI) naik 0,2%.