a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Luhut: Saya Perlu Belajar Mendengar Karena Maunya Didengar Saja

Luhut: Saya Perlu Belajar Mendengar Karena Maunya Didengar Saja
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan hari ini menghadiri pertemuan Para Menteri dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian di Lembaga Ketahanan Nasional atau Lemhannas. Dalam pertemuan itu Luhut ikut sharing pengalaman antar sesama peserta.

"Saya berharap nanti teman-teman bisa sampai selesai melihat ini semua. Saya akan sampai selesai juga. Dan saya perlu juga belajar untuk mendengar. Karena saya selalu maunya didengar saja," kata Luhut di Gedung Lemhannas, Jakarta, Rabu, 11 Desember 2019.

Dia juga berharap dalam pertemuan itu akan memberikan banyak perspektif tentang bagaimana membangun negeri ini ke depannya. Dalam kesempatan itu, Luhut ingin mendengar hal-hal yang disampaikan ahli dari Massachusetts Institute of Technology(MIT), Otto Scharmer.

Mendengar orang, kata Luhut, juga merupakan refleksi diri sendiri. "Jadi saya mengajak juga teman-teman ayo kita melakukan refleksi diri sendiri, di mana kekurangan kita. Sehingga kita lebih paham lagi dan open minded," ujarnya.

Luhut juga mengatakan Indonesia sedang melakukan transformasi ekonomi dengan membangun industri yang memiliki value added. Untuk melakukan itu, kata dia, tidak bisa hanya satu pihak, namun harus ada team work.

Menurutnya, saat ini Presiden Joko Widodo atau Jokowi membangun team work yang bagus. Dalam kesempatan itu juga hadir Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, dan mantan Menteri Pariwisata Mari Elka Pengestu. Dia melihat sekarang warna di kabinet Indonesia Maju lebih kompak.

Karena itu, dia yakin, kelas menengah di Indonesia bisa naik kelas dengan pendapatan per kapita akan lebih besar. Luhut juga yakin defisit transaksi berjalan atau current account deficit bisa mengecil dengan ekspor yang meningkat.


"Ekspor ini kita dapat melalui value added dari nikel. Nikel ini sudah jadi turunannya menjadi stainless steel, carbon steel, katode sekarang kita mulai, dan kita akan masuk ke lithium baterai," kata Luhut.

Meski hal itu terlihat sederhana tapi, kata Luhut itu akan menjadi kekuatan dan membuat perubahan struktural terhadap ekonomi Indonesia.

"CAD berkurang, ekspor meningkat, rupiah akan menguat. Cadangan dolar kita akan menguat. Kira-kira sequence-nya begitu," ujar dia.