Luhut: Virus Corona Ganggu Sejumlah Proyek China di Indonesia
Virus corona asal China makin mengganas. Penyebarannya makin luas dan warga yang meninggal semakin banyak. Sejumlah proyek besar China di Indonesia pun berpotensi mundur.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, proyek yang berpotensi pembangunannya terhambat adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Meski begitu, dia belum mau menegaskan apakah proyek ini bakal mundur dari target 2021.
"Di saat bersamaan, suka tidak suka itu akan berdampak perlambatan pada proyek Jakarta-Bandung, berapa lamanya, tergantung berapa lama (virus) corona berhenti," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa, (25/2).
Kata Luhut, perlambatan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung terjadi karena kekurangan tenaga kerja dari China. Sejak virus corona melanda, mereka yang Imlek ke China tak bisa balik lagi ke Indonesia.
Selain itu, bahan baku yang dibutuhkan dalam proyek tersebut juga terganggu karena pasokan dari Negeri Tirai Bambu juga terhambat. Selain proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, proyek lain yang dipegang China di Indonesia seperti pabrik pengolahan baja dan nikel terhambat juga. Proyek-proyek tersebut terletak di Morowali, Konawe, dan Weba Bay dengan nilai investasi tahun USD 11 miliar.
"Dan itu juga punya dampak penyelesaian proyeknya, kemudian ekspor yang harusnya tahun ini, ada yang beberapa tertunda beberapa bulan, ada yang mungkin sampai akhir tahun atau awal tahun depan," ucapnya.
Di sektor pariwisata dalam negeri pun ikut terpukul dengan adanya virus ini. Luhut menyebut, berdasarkan data Bank Indonesia, industri pariwisata Indonesia merugi USD 500 juta per bulan, padahal selama ini turis China paling banyak menghabiskan uangnya ke Indonesia.
Kata Luhut, semua proyek tersebut yang terhambat karena virus corona punya dampak sangat besar. Pemerintah pun harus waspada, apalagi beberapa negara lain sudah meningkatkan status kewaspadaannya seperti Italia dan Korea Selatan.
"Pemerintah sedang lakukan antisipasi, kita terus monitor ini. Sekarang Italia sudah kena, Korsel dan Jepang kena. Jadi kita cukup hati-hati, kita lihat juga dampak ke ekonomi kita cukup besar yang perlu kita antisipasi," jelasnya.