Masuk Peta Investasi Nasional, Smelter di Kotabaru dan Tanahbumbu Wajib didukung Pemprov Kalsel
' />
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Dua proyek investasi pembangunan smelter (peleburan bijih logam) di dua Kabupaten, yakni Tanah Bumbu dan Kotabaru masuk dalam peta investasi nasional yang dibuat oleh Badan Koordinasi Perencanaan Penanaman Modal Indonesia (BKPMI).
Penjelasan itu disampaikan dalam rapat koordinasi pemetaan investasi bersama BKPM RI, yang dilangsungkan secara virtual dari Jakarta, Selasa (6/10/2020).
Acara dibuka secara langsung Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM) Bahlil Lahadalia, dan dilanjutkan oleh Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Ir Ikmal Lukman.
Menyimak pemaparan dari BKPM RI, Gubernur Kalsel hadir diwakili oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Kalsel, Syaiful Azhari, di Command Center Setdaprov Kalsel, dan didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal dam Perizinan Terpadu Satu Pintu Pemprov Kalsel, Nafarin.
• Terancam Dicabut Izinnya, Amman dan Freeport Bakal Bangun Smelter Bareng
• Inalum Akhirnya Bersedia Membangun Smelter Alumina di Kaltara
• Permen ESDM Terbit, PT Freeport Harus Tunduk dan Tetap Bangun Smelter
Usai memberikan tanggapan dan pemaparan ke pusat, melalui virtual, Nafarin menjelaskan bahwa siap merealisasikan dan mendukung investasi dan proyek yang masuk dalam peta investasi nasional itu.
"Tadi pak Bahlil sampaikan melalui peta investasi ini ingin Indonesia menjadi surganya investasi dunia. Nah, Dari sejumlah wilayah di Provinsi di Indonesia, Kalsel telah mendapatkan usulan proyek smelter atau peleburan bijih logam di Tanah Bumbu dan Kotabaru, yang mana kelanjutan diproyeksi itu akan ditindalajuti bersama tim dan perusahaan Sucofindo. Kita siap memfasilitasinya," kata dia, di Command Center Setdaprov Kalsel, Selasa (6/10/2020) siang.
Dijelaskan Nafarin, Pemprov Kalsel langkah selajutnya akan terlebih dahulu harus menyusun dokumen kelayakan proyek atau Feasibility Study (FS) dan koordinasi akan hal itu melalui BKPMRI.
"Jadi, untuk menindatlanjuti dua proyek ini harus ada yang namanya FS itu, dimana, ada didua tempat yakni Tanah Bumbu dan Kotabaru," ungkapnya.
Nafarin, dalam pertemuan secara virtual dengan BKPMRI, juga ada potensi investasi lainnya selain proyek dua smelter itu.
"Saya juga sampaikan, bahwa ada kawasan industri di Batulicin yang sudah masuk Program Strategis Nasional (PSN), dan sejatinya dua sektor smelter ini bisa seharusnya diintegrasikan. Namun, kami masih belum bisa memastikan apakah wilayah tersebut terintegrasi atau tidak,"kata Nafarin.
Apakah terintegrasi langsung ataukah hanya sebagai penunjang, maka hal ini perlu ditinjau dan dipelajari terlebih dahulu.
Bahkan bukan hanya di Tanahbumbu tapi juga ada sampaikan soal Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mekar Putih dan sekarang masih diproses dilingkup nasional.
"Sehingga nantinya bisa masuk dalam proyek strategis nasional juga dan masuk dalam peta investasi nasional juga," jelasnya.
Dijelaskan Nafarin, nilai tambah jika masuk dalam peta investasi nasional maka program itu akan lebih memudahkan Pemerintah Provinsi sebab promosinya nanti dari nasional juga yang melakukan.
"Terlepas dari dua program smelter, kami juga meniformasikan dan mengusulkan sejumlah program usulan lainnya agar investasi tersebut bisa terealisasi dengan baik dan maksimal," kata dia.
Dia berharap beberapa usulan investasi didukung oleh BKPM RI. Sebab beberapa waktu lalu Pemprov Kalsel bersama Indonesia Invesment Promotion Center di Sidney telah mengusulan beberapa proyek lainnya
"Semisal, pembibitan dan pengembangan sapi ternak di Kabupaten Tanah Laut, pembangunan PLTA di Kusan Hulu, Tanah Bumbu yang bisa menghasilkan 63 mega watt, dan ketiga adalah waste energi," urainya.
• Kementerian ESDM : Empat Smelter Mulai Beroperasi Tahun Ini
Sementara itu dihubungi terpisah, kepala Dinas Perindustrian Kalsel, Mahyuni menjelaskan soal dua smelter itu ada yang jalan dan tidak untuk saat ini.
"Untuk di Kotabaru di Pulausebuku milik Silo sudah berjalan investasi sementara ada 165 juta US Dollar, dan rencana lanjut lagi investasi 300 ribu US Dollar, sekitar Rp 4,4 triliun.
Sedangkan di Tanahbumbu ini sempat shut down atau berhenti produksi dijalankan oleh Karakatau Steel.
"Seingat saya pernah diinvestasikan dulu, tapi mengalami henti produksi. Mungkin ini mau dicoba lagi produksi, " kata Mahyuni. (banjarmasinpost.co.id /Nurholis Huda)
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Masuk Peta Investasi Nasional, Smelter di Kotabaru dan Tanahbumbu Wajib didukung Pemprov Kalsel, https://banjarmasin.tribunnews.com/2020/10/06/masuk-peta-investasi-nasionalsmelter-di-kotabaru-dan-tanahbumbu-wajib-didukung-pemprov-kalsel?page=2. Penulis: Nurholis Huda Editor: Hari Widodo