Menaker Sebut TKA China Kurangi Pengangguran, Kok Bisa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menegaskan bahwa ada sisi positif dari penggunaan tenaga kerja asing (TKA) ahli asal China. Keahlian TKA China membuat proyek investasi smelter di Konawe, Sulawesi Tenggara bisa berjalan dan menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.
PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel seperti dilaporkan oleh Kemenaker mendatangkan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China ke Konawe, Sulawesi Tenggara
"Kedatangan TKA tersebut juga dapat membuka kesempatan kerja di Indonesia sehingga dapat mengurangi pengangguran," kata Ida dalam pernyataannya Kamis (26/6).
Ida menegaskan alasan pemerintah menyetujui masuknya TKA China tersebut karena keahliannya dibutuhkan oleh perusahaan yang ada di Konawe. Pemerintah juga sudah memerintahkan ada tenaga kerja lokal yang akan mendampingi TKA China, agar terjadi transfer pengetahuan.
Sehingga pada akhirnya tenaga kerja lokal kita sudah bisa memahami teknologinya maka operasi selanjutnya akan diserahkan kepada tenaga kerja lokal.
"Kedatangan TKA ke Indonesia akan diperketat prosesnya sesuai Permenkumham No 11 tahun 2020. TKA ini harus sehat, dikarantina di negaranya selama 14 hari, dan berikutnya di karantina 14 hari di negara kita. Kemenaker akan mengawasi kedatangan mereka bekerjasama dengan tim pengawasan orang asing, pengawasan kelengkapan dokumen kesehatan dan keimigrasian," jelas Ida.
Sebelumnya, Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi mengatakan 500 TKA asal China tersebut untuk mendukung pengembangan smelter di Konawe Sulawesi Tenggara.
Teknologi RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace), bisa membangun smelter secara ekonomis, cepat dan memiliki standar lingkungan yang baik.
TKA China itu merupakan bagian dari tim konstruksi yang akan mempercepat pembangunan teknologi smelter. Setelah smelter tersebut jadi, maka TKA tersebut akan kembali ke negara masing-masing.