Menperin: Industri Pengolahan Rare Earth Potensial Di Indonesia
Industri logam rare earth berpotensi berkembang di Indonesia memanfaatkan sumber bahan mentah yang tersedia di Tanah Air.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kandungan mineral yang melimpah adalah potensi kemajuan industri logam di Indonesia.
Dia menilai selama ini potensi tersebut belum termanfaatkan secara optimal padahal industri logam berposisi prosial dalam struktur industri, bahkan merupakan induk dari industri manufaktur.
“Potensi bahan baku logam di dalam negeri ini melimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal adalah adalah peluang untuk meningkatkan daya saing industri,” katanya ketika membuka Pameran Produk Logam di Gedung Kementerian Perindustrian, Rabu (24/8/2016).
Airlangga mengatakan salah satu segmen industri logam yang sangat potensial dikembangkan adalah pengolahan logam rare earth atau tanah jarang. Kelompok logam tersebut, menurutnya, potensial ditemukan dalam jumlah banyak di Bangka Belitung, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Dia menjelaskan elemen tanah jarang bisa dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan magnet energi yaitu salah satu kompoenen utama dalam produksi mobil hybrid.
“Kami sedang melakukan riset di Balai Besar Logam dan Mesin di Bandung agar bisa dimanfaatkan oleh industri dalam meningkatkan daya saing produk,” kata Menperin. Magnet energi berbahan baku tanah jarang memiliki daya tarik lebih kuat dibandingkan magnet biasa. Kekuatan tersebut diaplikasikan sebagai penggerak mobil hybrid, mobil listrik, hingga kereta berkecepatan tinggi.
Aplikasi lainnya adalah sebagai komponen hard disk, generator turbin angin, pengeras suara, mesin MRI, komponen gitar listrik, hingga bahan baku miniatur.