Menteri ESDM: Antam Pioner Hilirisasi Nikel Kadar Rendah
' />
JAKARTA, investor.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengapresiasi upaya peningkatan nilai tambah mineral di dalam negeri yang dilakukan oleh PT Antam Tbk, yang berencana membangun rantai pasok industri lithium battery dengan Konsorsium CATL.
Hal tersebut dikatakannya usai menyaksikan penandatanganan Pokok Perjanjian Proyek Kerja Sama Rantai Pasok Industri Lithium Battery di Indonesia antara PT Antam Tbk dan Konsorsium CATL, Senin (9/11/2020). "Kami mengapresiasi kesungguhan PT Antam Tbk untuk mewujudkan peningkatan nilai tambah mineral di dalam negeri dengan rencana membangun rantai pasok industri Lithium Battery di Indonesia dengan Konsorsium CATL," kata Arifin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (10/11).
Arifin juga berharap, penandatanganan ini dapat menjadi industri pionir dalam hilirisasi bijih nikel kadar rendah sebagai bahan baku baterai untuk kendaraan bermotor listrik, sekaligus menggerakkan roda perekonomian daerah sekitar tambang dan nasional. "Saya berharap dengan penandatanganan ini, Antam dan Konsorsium CATL dapat menjadi 'industri pionir' dalam pemurnian bijih nikel kadar rendah di dalam negeri sebagai bahan baku baterai untuk kendaraan bermotor listrik. Selain itu, saya harap kerja sama ini juga dapat menjadi roda penggerak ekonomi baru sekitar daerah tambang dan nasional," tutur Arifin.
Indonesia memiliki potensi pengembangan industri baterai lithium karena memiliki potensi cadangan unsur nikel, kobalt, dan mangaan yang besar. Proyek hilirisasi pun telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Selain itu, untuk mendukung investasi industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Maka dari itu, imbuh Arifin, Pemerintah terus mendorong pembangunan smelter, khususnya penghasil nikel sulfat dan kobalt sulfat.
"Memperhatikan hal-hal tersebut, maka dalam pengelolaan usaha pertambangan mineral, Pemerintah terus mendorong terbangunnya smelter terutama penghasil nikel sulfat dan kobalt sulfat sebagai bahan baku utama baterai listrik. Saat ini ada beberapa perusahaan yang telah melakukan pembangunan smelter dengan teknologi hidrometalurgi salah satunya adalah PT Antam Tbk," ujar Arifin.
Arifin pun ingin agar Indonesia nantinya dapat bersaing secara global dalam penyediaan kendaraan listrik. "Untuk masa mendatang diharapkan Indonesia mampu menjadi negara yang berdayaguna dan berdaya saing dalam menyediakan kendaraan listrik dengan membentuk global value chain di dalam negeri," harapnya. Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id) Sumber : Investor Daily
Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Menteri ESDM: Antam Pioner Hilirisasi Nikel Kadar Rendah"