Menteri ESDM harap smelter Freeport dan Kilang Tuban Pertamina selesai tepat waktu
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan kunjungan kerja ke proyek smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik dan proyek Kilang Tuban PT Pertamina (Persero) di Provinsi Jawa Timur pada Selasa (1/9) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri ESDM meminta kedua proyek strategis tersebut dapat dipercepat penyelesaiannya agar segera memberi manfaat nyata bagi bangsa Indonesia.
"Saya berharap proyek smelter PT Freeport ini bisa segera selesai. Kita akan terus mendorong ini, karena jika ini selesai kita tinggal mendorong industri hilirnya supaya bisa berkembang," ujar Arifin dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, Selasa (1/9).
Pembangunan smelter PTFI dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun dan direncanakan selesai pada akhir tahun 2023 mendatang. Investasi dari proyek ini adalah senilai US$ 3 miliar.
Usai mengunjungi lokasi proyek smelter PTFI, Arifin turut mengunjungi lokasi proyek Kilang Tuban. Proyek ini merupakan satu dari tujuh proyek kilang yang ditugaskan pemerintah untuk dibangun oleh Pertamina.
Harapan yang sama juga diutarakan Arifin yang menginginkan proyek Kilang Tuban dapat dipercepat penyelesaiannya. Sebab, proyek kilang ini sangat dinanti-nanti oleh pemerintah.
"Pemerintah juga terus mendorong percepatan proyek Kilang Tuban. Saya berharap proyek Kilang Tuban juga dapat berjalan sesuai jadwal yang telah direncanakan dan diharapkan, yakni selesai pada tahun 2026 bahkan diharapkan dapat dilakukan percepatan," jelas dia.
Arifin juga mengapresiasi upaya-upaya yang dilakukan Pertamina dan Rosneft untuk mempercepat pembangunan kilang ini sesuai dengan waktu dan target yang sudah ditentukan.
Saat ini, proyek Kilang Tuban berada pada tahap studi Engineering atau General Engineerging Design (GED) dengan perkembangan overall Basic Engineering Design (BED) mencapai 51,56%.
Proyek Kilang Tuban merupakan proyek yang sangat strategis. Sebab, pembangunan kilang minyak ini akan terintegrasi dengan petrokimia dengan kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 300.000 barel minyak per hari dan produksi petrochemical mencapai 3.600 kilo ton per annum (ktpa).
Adapun nilai investasi proyek tersebut mencapai US$ 16 miliar. Selain itu, Kilang Tuban juga akan memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kualitas Euro V atau BBM ramah lingkungan, yaitu gasoline sebesar 80.000 barel per hari dan diesel sebesar 98.000 barel per hari.
"Saya yakin proyek ini menciptakan efek berganda yang sangat besar karena target Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang cukup tinggi, yaitu minimal 40%, dan menyerap tenaga kerja sebanyak 20.000 orang," pungkas Arifin.