IMQ, Jakarta — Direktur Utama PT Inalum (Persero) Winardi Sunoto mengatakan estimasi nilai proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) lebih rendah atau menjadi US$670 juta dari sebelumnya yang mencapai US$1,5 triliun.
"Karena peralatan yang akan digunakan adalah produk-produk China kualitas satu," kata Winardi ditemui di Jakarta, Selasa (20/6).
Walaupun estimasi nilai proyek turun, para pihak tengah membuat studi kelayakan untuk mendapatkan fasilitas pendanaan. Ia memperkirakan, studi kelayakan tersebut membutuhkan waktu selama delapan bulan.
"Biasanya kalau sudah selesai bankable feasibility, maka nilai investasi bisa plus dan minus 10%," ujarnya.
Proyek ini merupakan sinergi antara Inalum, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, serta China Aluminum Corporation of China Limited (Chinalco). Rencananya, SGAR memiliki kapasitas sebesar 2 juta ton SGA per tahun yang akan dibangun secara bertahap dengan kapasitas 1 juta ton SGA per tahun pada tahap pertama.
Melalui pengoperasian SGAR, Antam dan Inalum dapat mengolah cadangan bauksit yang ada, sehingga Inalum akan memperoleh pasokan bahan baku aluminium dari dalam negeri sehingga mengurangi ketergantungan terhadap impor alumina sekaligus menghemat devisa.
Saat ini, Inalum memiliki kapasitas peleburan aluminium sebesar 250.000 ton aluminium ingot per tahun yang membutuhkan minimal 500.000 ton alumina per tahun.
Inalum berencana untuk meningkatkan kapasitas menjadi 500.000 ton aluminium per tahun tahun 2020 yang membutuhkan minimal 1 juta ton alumina per tahun sebagai bahan baku.