REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menyelesaikan berbagai proyek ketenagalistrikan untuk memperkuat kelistrikan di Provinsi Sulawesi Tenggara. Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Kalimantan Syamsul Huda berharap semakin kuatnya listrik dapat mendorong tumbuhnya industri dan meningkatkan rasio elektrifikasi.
Syamsul menyampaikan sepanjang 2019, tercatat sebesar 130 Megawatt (MW) pembangkit berhasil beroperasi untuk meningkatkan pasokan daya. Tiga pembangkit yang berhasil beroperasi yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bau-Bau berkapasitas 30 MW pada November 2019, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Rongi berkepasitas 2x0,4 MW pada Juli 2019, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) IPP Kendari 3 Moramo berkapasitas 2x50 MW pada Oktober 2019.
"Selain pembangkit, PLN juga berhasil menyambungkan sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan dengan Sulawesi Tenggara melalui jaringan transmisi 150 kiloVolt (kV) dan 6 gardu induk," ujar Syamsul dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Rabu (15/1).
Ia menjelaskan jaringan transmisi sepanjang 797 kilometer sirkit (kms) ini merupakan bagian dari tol listrik Sulawesi Tahap I yang menghubungkan sistem kelistrikan di Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Syamsul mengatakan terhubungnya sistem kelistrikan Sulbagsel dengan Sulawesi Tenggara membuat surplus daya sebesar 400 MW di Sulbagsel dapat dialirkan ke Sulawesi Tenggara dan memberikan potensi penghematan hingga Rp 79 miliar per bulan.
"Kelistrikan Sulawesi Tenggara semakin kuat, kami berharap ini dapat mendorong peningkatan rasio elektrifikasi dan memberikan akselerasi munculnya industri. Apalagi smelter akan berkembang di daerah ini, listriknya tentu harus kami siapkan," kata Syamsul.
Pada 2020, lanjut Syamsul, PLN juga terus melakukan pembangunan untuk memperkuat kelistrikan di Sulawesi Tenggara, diantaranya transmisi 150 kV Kendari - Andolo - Kasipute, Gardu Induk Kolaka Smelter berkapasitas 30 Mega Volt Ampere (MVA). Selain itu, ucap Syamsul, melalui program listrik desa (lissa), PLN juga berhasil melistriki 94 desa tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 310 kms, jaringan tegangan rendah sepanjang 258,8 kms dan gardu distribusi dengan total kapasitas mencapai 6.150 kVA.
"Hingga akhir November rasio elektrifikasi di Sulawesi Tenggara telah mencapai 91,96 persen pada akhir November 2019. Rasio elektrifikasi ditargetkan mencapai 100 persen pada akhir 2020," kata Syamsul menambahkan.