MedanBisnis - Batubara. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mempromosikan dua produk baru yaitu billet dan foundry alloy kepada para pelanggan di Jakarta. Kagiatan itu dihadiri oleh 40 perusahaan pembeli domestik yang juga dirangkai dengan temu ramah dengan para pelanggan setia PT Inalum (persero).
Direktur Operasi merangkap Plt Direktur Pengembangan Bisnis PT Inalum SS Sijabat melalui siaran pers yang diterima MedanBisnis, Selasa (31/10) mengatakan, tahun ini PT Inalum telah mengeluarkan produk baru yaitu billet dan foundry alloy.
Setelah 41 tahun PT Inalum berfokus pada produk aluminium ingot, tahun ini PT Inalum mempunyai produk baru billet dan foundry alloy dengan kapasitas produksi billet 30.000 ton/tahun dan foundry alloy 90.000 ton/tahun. "Setelah Inalum menjadi BUMN, Inalum terus menuju arah yang lebih baik hingga akhirnya mampu menghasilkan produk baru dan menciptakan nilai tambah," katanya.
Menurutnya, Produk baru yang dikeluarkan oleh PT Inalum tentunya bukan tanpa alasan. Billet dan foundry alloy merupakan produk turunan aluminium yang sangat diminati oleh para pengusaha industri aluminium dalam negeri, khususnya industri hilir otomotif yang menjadikan foundry alloy sebagai bahan baku utamanya dan industri ekstrusi yang menjadikan billet sebagai bahan baku utamanya.
"Dua produk baru ini sangat diminati oleh pengusaha sebagai bahan baku terutama industri otomotif dan industri ekstrusi," ujarnya.
Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kedepan selain memproduksi produk turunan aluminium, PT Inalum juga memiliki beberapa target diantaranya ekspansi ke Kalimantan Utara, membangun pabrik smelter grade alumina refinery (SGAR) di Mempawah dan menjadi induk holding BUMN industri pertambangan untuk mengambil alih 51% saham PT Freeport Indonesia.
"PT Inalum akan melakukan ekspansi ke Kalimantan Utara dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi menjadi 1 juta ton dan menjadi induk holding BUMN industri pertambangan membawahi Antam, Bukit Asam, Timah dan nantinya Freeport yang sedang dalam tahap negosiasi pengambilalihan 51% saham," ucap Budi.