tegas.co., KONAWE, SULTRA – PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) memberangkatkan 46 karyawannya untuk di sekolahkan di China selama satu tahun. hal ini dilakukan guna meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal.
Arys Nirwana selaku HRD PT VDNI mengatakan jumlah keseluruhan yang akan diberangkatkan tahun ini sebanyak 80 orang. “Pemberangkatan gelombang pertama ini sebanyak 46 orang dengan jurusan peleburan logam di Universitas Yunnan Kunming Metalurgical dan nanti pada gelombang kedua akan diberangkatkan September sebanyak 34 orang dengan jurusan pembangkit listrik di Yancheng Institute of Technology,” jelasnya.
Sebagai salah satu perusahaan besar yang saat ini sedang membangun smelter, pihaknya memperhatikan bagaimana untuk mengembangkan kualitas dari tenaga kerja lokal, sehingga kedepannya tidak perlu lagi menggunakan TKA.
Pihaknya berharap agar tenaga kerja lokal yang diberangkatkan hari itu bisa pulang membawa ilmu dan mengoperasikan bagian penting dari smelter dan PLTU.
Senada dikatakan, Deputy Branch Manager PT VDNI, Nanung Achmad Chairillah Wijdan, kata dia, menitipkan pesan kepada seluruh karyawan yang berangkat agar saling menjaga dan memperhatikan apa yang dipelajari selama di sana.
“Kalian harus benar-benar bisa menyerap ilmu yang diberikan selama belajar, kemungkinan bahasa akan menjadi salah satu kesulitan, tapi kalau tekun pasti bisa,”pesannya.
Di tempat terpisah, Kadisnaker Konawe, Joni Pisi mengapresiasi langkah yang ditempuh perusahaan dengan tujuan meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal.
“Kita mengaapresiasi, karena dengan begini mebuktikan bahwa tenaga kerja lokal kita tidak didiskriminasi, ini justru membuktikan adanya kepedulian pihak perusahaan kepada tenaga kerja lokal,”katanya.
Dirinya menilai, ada keseriusan pihak perusahaan dalam meningkatkan keahlian tenaga kerja lokal. “Kami tahu untuk disekolahkan seperti ini pasti pihak perusahaan mengeluarkan biaya yang cukup besar,” tuturnya.
Sementara itu Rully, salah seorang karyawan yang ikut diberangkatkan hari itu mengungkapkan rasa sedih karena harus meninggalkan keluarga yang dicintai. Namun, ia bertekad untuk membawa pulang hasil yang membanggakan.
“Saya tidak bisa berkata-kata karena berat tinggalkan keluarga, tapi ini juga merupakan kesempatan untuk belajar agar kedepannya kita yang lokal juga bisa memimpin, tidak dipimpin sama orang asing,” tutupnya.