Pelemahan dollar AS lambungkan harga tembaga
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga kembali menujukkan penguatan. Walaupun sempat terkoreksi dalam semingu terakhir, tetapi kini komoditas logam industri itu mulai beranjak naik pasca pelemahan index dollar Amerika Serikat (AS). Bahkan harganya sudah menembus level tertinggi sejak November 2014.
Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Kamis (16/8) kemarin harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) menguatt 2,4% ke level US$ 6.532 per metrik ton. Sedangkan jika membandingkan sepekan sebelumnya harganya hanya menguat 1,19%.
Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoin Futures mengatakan penguatan yang terjadi kali ini diakibatkan karena jatuhnya indeks dollar AS. Menurutnya dalam sepekan terakhir grenback memang sangat mempengaruhi pergerakan harga tembaga. Ketika indeks menguat tembaga berada dibawah tekanan, tetapi sebaliknya ketika melemah harganya kembali menguat.
"Karena hasil Federal Open Market Commite (FOMC) bernada dovish maka tembaga kembali menguat," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (17/8).
Pada pertemuan yang berlangsung Kamis (17/8) dini hari kemarin pejabat The Fed menyampaikan kekhawatirannya dengan inflasi AS yang terus menurun. Pernyataan tersebut seolah menunjukkan Bank Sentral AS masih belum akan mengambil keputusan kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Tak lama berselang indeks dollar pun langsung mengalami koreksi yaitu sekitar pukul 14.00 wib terjadi pelemahan 0,14% ke level 93,41.
Lanjut Andri sentimen positif juga datang dari dalam negeri. Banjir yang melanda pertambangan Grasberg Freeport McMoRan menghambat produksi dari pabrik konsentrat tembaga. Produksi yang terhambat membuat harga semakin melambung.
"Awalnya Rabu (16/7) kemarin sentimen ini diabaikan karena pasar masih fokus pada penguatan dollar,tetapi sekarang berbalik" timpalnya.
Menurutnya untuk jangka pendek tembaga masih disokong fundamental yang positif. Beberapa diantaranya larangan impor tembaga olahan di China dan trend penjualan otomotif yang masih tinggi. Dalam hitungan Andri pada akhir kuartal III harga tembaga masih bisa menembus kisaran US$ 6.000 – US$ 6.200 per metrik ton