Pembangunan Smelter Freeport di JIIPE Gresik Dilanjutkan
JawaPos.com – Pemerintah berkomitmen smelter PT Freeport Indonesia di kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Manyar, terus dilanjutkan. Setelah tertunda akibat pandemi, pembangunan industri pengolahan tambang di lahan 100 hektare itu ditargetkan tuntas pada Desember 2023.
Rabu (2/12) proyek itu dimulai dengan pile loading test tiang pancang. Ada dua tiang pancang yang dipasang di lahan tersebut. Rencananya, ada sekitar 16 titik dengan kedalaman 1,8 kilometer. Pemasangan tiang pancang itu dijadwalkan mulai 24 Desember nanti dan diproyeksikan selesai 16 Februari 2021.
Hadir dalam kegiatan itu, Dirjen Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin. Dia mengatakan, setelah pemasangan tiang pancang, pihaknya akan menganalisis selama sebulan. Apakah aman untuk terus dilanjutkan atau tidak. Yang jelas, pihaknya mengunjungi JIIPE itu untuk membantu Freeport agar proyek smelter diteruskan. ’’Pemerintah komitmen smelter ini diteruskan. Yang penting, ketika jalan, programnya membawa manfaat,” ujarnya.
Sebelumnya, PT Freeport mengajukan penundaan pembangunan selama setahun karena pandemi Covid-19. Namun, pemerintah tetap berkomitmen untuk bisa menyelesaikan smelter tersebut sesuai jadwal awal. Yakni, pada Desember 2023. ’’Kami akan dorong terus Freeport ini untuk melanjutkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyikapi kebijakan pemerintah tersebut dengan komitmen serupa. Pihaknya juga akan berusaha agar pembangunan sesuai rencana awal yang ditargetkan selesai pada 2023. Selama pandemi, pihaknya mengakui progres pembangunan sangat tersendat. Bahkan, jika dihitung dari sekarang, sudah mundur sekitar 12 bulan. Tapi, dengan ditandai pelaksanaan pile loading test tersebut, dia menyatakan bahwa progres sudah kembali berjalan.
Tony menjelaskan, di smelter itu akan diproduksi dua jenis mineral. ’’Kami kan memang pengolah tembaga, tapi saat proses pengolahan itu juga ada mineral lain, yakni emas dan perak. Nanti smelter ini memproduksi tembaga dan pemurnian logam mulia,” jelasnya.
Karena sudah terbilang mundur dari rencana, Tony pun berharap ada tambahan waktu dari pemerintah. ’’Ini masih didiskusikan pemerintah. Tapi, kami tetap berkomitmen untuk menyelesaikannya sesuai jadwal,” tuturnya.