Pemerintah menilai pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral tambang oleh PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur tidak menunjukkan kemajuan yang signifikan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai beberapa penyebab di antaranya adalah perusahaan menunggu kepastian perpanjangan kontrak karya.
"Dan saya sampaikan bahwa Freeport masih menunggu kepastian mengenai perpanjangan. Saya kira semua badan usaha begitu lah. Tidak hanya Freeport. Karena smelter perluasan Gresik itu hanyavisible kalau pasokan bahan mentah ada," kata Menteri ESDM Sudirman Said, di Komplek Parlementer, Senayan, Jakarta, Selasa (26/7/2016). Dia menambahkan, smelter akan dibangun apabila pasokan bahan mentahnya ada. Sedangkan bahan mentah akan ada bila tambang bawah tanah dibangun. "Gresik itu hanya visiblekalau pasokan bahan mentah ada. Pasokan bahan mentah ada kalau tambang bawah tanah dibangun," ucap dia.
Saat ini, tambang bawah tanah belum dibangun lantaran perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini masih menunggu kepastian masa depan Freeport. Untuk itu, nanti Sudirman akan mengajukannya ke berbagai forum.
"Ini kan satu rangkaian yang mesti dipahami masyarakat. Itu yang mereka ajukan dan kita suarakan di berbagai forum," ucap dia.
Sekadar informasi, kemajuan pembangunan smelter itu djadikan pemerintah sebagai acuan untuk mengeluarkan izin ekspor konsentrat. Per Januari, kemajuan pembangunan smelter Gresik baru mencapai 14 persen.