JAKARTA - Pemerintah terus mengawasi kemajuan pembangunan fasilitas pemurnian mineral (smelter) konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia. Setiap enam bulan progres smelter tersebut dievaluasi. Smelter yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur itu ditargetkan rampung pada akhir 2022 mendatang.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan evaluasi kemajuan smelter Freeport terhitung semenjak mengantongi rekomendasi izin ekspor konsentrat tembaga. Rekomendasi itu berlaku selama satu tahun. Artiannya progres smelter dievaluasi dua kali selama masa rekomendasi itu.
Evaluasi terakhir dilakukan pada Februari kemarin lantaran rekomendasi Freeport berlaku sejak Februari 2018-Februari 2019. “Sampai Februari kemarin progres smelternya 3,86%,” kata Yunus di Jakarta, kemarin.
Yunus mengungkapkan evaluasi dilakukan berdasarkan rencana kerja pembangunan smelter per enam bulan. Ada sanksi tegas bila hasil evaluasi itu belum mencapai minimal 90% dari rencana kerja tersebut. Sanksi tersebut berupa pencabutan izin ekspor.
Dia mengungkapkan realisasi pembangunan 3,86% itu sesuai dengan rencana kerja yang disodorkan Freeport. Lantaran telah memenuhi persyaratan maka Freeport mendapatkan perpanjangan rekomendasi izin ekspor hingga Februari 2020 mendatang. Pasalnya salah satu persyaratan perpanjangan rekomendasi tersebut yakni kemajuan pembangunan smelter.
Capaian 3,86% itu, kata Yunus, masih dalam tahap awal pembangunan. Adapun yang telah dilakukan Freeport yakni studi kelayakan (feasibility study/ FS), studi lingkungan, sewa lahan selama lima tahun, serta pemadatan lahan. Dia menyebut Freeport mengganti penyedia jasa teknologi dari Mitsubishi menjadi Outotec. Pergantian itu berpengaruh pada perhitungan kemajuan smelter. Hal ini lantaran menggunakan Outotec lebih besar nilai investasinya ketimbang Mitsubishi. Alhasil progres smelter Freeport seharusnya 4,67% menjadi 3,86% karena pembagi biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar dengan menggunakan Outotec.
Hanya saja Yunus tidak mengungkapkan besaran biaya yang dikeluarkan Freeport tersebut. “Biayanya memang tambah lebih besar. Tapi lebih efisien dari sisi kelistrikannya. Outotec ini lebih murah dari sisi power,” katanya.
Lokasi smelter Freeport berada di kawasan industri Gresik, Jawa Timur ( java Integrated Industrial and Port Estate/JIIPE). Berdasarkan catatan Investor Daily, JIIPE merupakan lokasi smelter kedua.
Sebelumnya pada 2014 silam, lokasi smelter menyewa lahan milik PT Petrokimia Gresik. Namun sejak 2017 Freeport memutuskan beralih ke JIIPE. Adapun pertimbangan Freeport selain luas wilayah, lokasi smelter dekat dengan pelabuhan. Dengan begitu memudahkan proses pengapalan hasil pemurnian konsentrat tembaga.
Ketersediaan suplai energi yang dijamin oleh kawasan industri melalui JIIPE. Meski berpindah lokasi namun kapasitas smelter tersebut tetap 2 juta ton konsentrat. Namun pada Februari kemarin ada rancangan anyar yang disampaikan yakni pembangunan pemurnian anoda slime yang terintegrasi dengan smelter. Kapasitas smelter anoda slime itu mencapai 6.000 ton.
Penambahan fasilitas anoda slime itu membuat investasi smelter membengkak menjadi US$ 2,8 miliar dari sebelumnya US$ 2,1 miliar. Dalam pembangunan smelter anoda slime itu,
Smelting menjadi pemasok anoda slime sekitar 2.000 ton. Anoda slime merupakan produk samping dari pemurnian konsentrat tembaga. Sejak awal 2017 lalu, anoda slime masuk dalam jenis mineral yang harus dimurnikan di dalam negeri.
Secara terpisah, Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas menuturkan pembangunan smelter berjalan sesuai dengan rancangan yang disampaikan ke pemerintah.
“Ini akan terus kita selesaikan dan diharapkan pada akhir tahun 2022 pembangunan smelter sudah selesai, sudah keluar asapnyalah,” kata Tony dalam kunjungan kerja Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan ke PT Freeport Indonesia, Jumat (3/5).
Tony mengungkapkan progres proyek berupa pemadatan lahan serta mengeluarkan airair yang di dalam. Kemudian secara paralel juga dilakukan pemancangan sambil menunggu kesiapan lahan yang lainnya, secara bertahap akan matang. Smelter ini nantinya akan mengolah 2 juta ton konsentrat tembaga. (rap)