News
Pemerintah Harapkan Peran AP3I dalam Pengembangan Industri Logam
JAKARTA – Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan berharap dengan dukungan Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I), industri smelter logam dapat semakin tumbuh berkembang sehingga dapat lebih berperan dalam pengembangan industri logam pada khususnya serta industri pada umumnya.
“Sehingga diharapkan kedepannya interaksi antara AP3I selaku wadah para pelaku industri smelter logam, pemerintah, dan industri pengguna produk logam hulu dapat bersama-sama meningkatkan kontribusi industri pada perekonomian Indonesia yang pada akhirnya dapat meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujar Putu dalam acara Halal bi halal yang diselenggarakan AP3I di Hotel Luwansa, Kuningan, Jakarta, Jumat (21/7).
Lebih lanjut Putu menuturkan bahwa perkembangan industri smelter dan refinery sampai saat ini mencapai 31 perusahaan dengan nilai investasi US$17,51miliar atau Rp227,6 triliun. Keseluruhan smelter tersebut mampu menyerap tenaga langsung lebih dari 25.000 orang untuk 32 proyek yang tersebar di 22 kabupaten/kota di 11 provinsi.
“21 proyek (smelter) sudah 100 persen, tahap pembangunan 8 proyek, perencanaan 3 proyek,” tuturnya.
Dia menegaskan komitmen Kementerian Perindustrian untuk tetap meningkatkan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri.
“Kami berusaha ada nilai tambah sebelum bahan baku yang dalam hal ini tidka terbarukan itu di ekspor,” pungkasnya.
mineralenergi.com
“Sehingga diharapkan kedepannya interaksi antara AP3I selaku wadah para pelaku industri smelter logam, pemerintah, dan industri pengguna produk logam hulu dapat bersama-sama meningkatkan kontribusi industri pada perekonomian Indonesia yang pada akhirnya dapat meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujar Putu dalam acara Halal bi halal yang diselenggarakan AP3I di Hotel Luwansa, Kuningan, Jakarta, Jumat (21/7).
Lebih lanjut Putu menuturkan bahwa perkembangan industri smelter dan refinery sampai saat ini mencapai 31 perusahaan dengan nilai investasi US$17,51miliar atau Rp227,6 triliun. Keseluruhan smelter tersebut mampu menyerap tenaga langsung lebih dari 25.000 orang untuk 32 proyek yang tersebar di 22 kabupaten/kota di 11 provinsi.
“21 proyek (smelter) sudah 100 persen, tahap pembangunan 8 proyek, perencanaan 3 proyek,” tuturnya.
Dia menegaskan komitmen Kementerian Perindustrian untuk tetap meningkatkan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri.
“Kami berusaha ada nilai tambah sebelum bahan baku yang dalam hal ini tidka terbarukan itu di ekspor,” pungkasnya.
mineralenergi.com
