JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan sudah mempersiapkan puluhan smelter pengolahan nikel yang beroperasi di Indonesia pada 2015. Smelter ini akan mengolah konsentral menjadi nikel pick iron.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Mulai Siapkan Smelter Nikel & Besi
Direktur Pembinaan Perusahaan Mineral Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Edi Prasodjo, mengatakan setidaknya akan ada empat smelter pengolahan besi yang menjalankan operasionalnya di Indonesia. Namun demikian, ESDM enggan menyebut perusahaan tersebut.
"2015 smelter kebanyakan pengolahan nikel pick iron dan besi. Smelter Nikel itu ada 12 yang akan selesai. Selain itu, smelter yang juga akan mulai beroperasi di Indonesia adalah 4 smelter pengolahan besi. Namun demikian, Edi tidak menyebut perusahaan yang mengoperasikanya. Smelter besi itu akan selesai di 2015 juga," ungkap ketika ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (7/10/2014). Menurut Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Muhammad Hanafi di Hotel Dharmawangsa Rabu (8/10/2014), bahwa "Indonesia memiliki potensi besar menjadi penghasil sumber daya tambang, khususnya Nikel. Meskipun, beberapa produk tambang seperti bauksit mendapatkan persaingan ketat dari China".
Untuk mempermudah pemantauan pembangunan smelter ESDM, akan membentuk tim guna melakukan pengawasan pada pembangunan smelter tersebut. "ESDM telah menyiapkan tim verifikasi, dan kami pun optimis akan sesuai target," tambah dia.
Menurutnya, dengan adanya pembangunan smelter tersebut, maka produk tambang tidak hanya menjadi produk ekspor, namun juga dapat dipergunakan di dalam negeri. "Sehingga ada industri dalam negeri yang terus tumbuh," tutupnya.
Di tempat yang sama, Presiden Direktur PT Outotec, Chad Loan mengatakan pihaknya siap membantu perusahaan Indonesia dalam membangun smelter. Outotec adalah perusahaan teknologi bidang smelter yang mampu memberikan efisiensi tinggi dalam operasional.
"Sekarang kita sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan dan kami tidak bisa jelaskan perusahaan apa saja itu. Di Indonesia adalah lebih satu pokoknya kami tidak bisa sebut," ucapnya.
Chad menyebut pihaknya siap memberikan teknologi dan layanan jasa yang berkelanjutan akan menjamin kinerja dan manfaat sepanjang umur pabrik pengolahan. Termasuk didalamnya tingkat recovery tinggi, konsumsi energi dan air yang efisien dan emisi yang minimum.
"Jaminan proses biasanya dimasukkan ke dalam solusi Outotec sehingga membantu memberikan hasil yang terbaik atas investasi di Indonesia," tutupnya.
Sekedar informasi, untuk merealisasikan smelter yang sedang direncanakan oleh pemerintah. Diperkirakan membutuhkan dana yang relatif cukup besar sekitar USD1-USD2 miliar.