JAKARTA, Investor.id – PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) membukukan pendapatan sebesar Rp 21,70 triliun sepanjang 2019, turun 7,81% dari periode sama tahun 2018 sebesar Rp 23,54 triliun. Penurunan dipicu atas pelemahan pendapatan dari bisnis penyaluran bahan bakar minyak (BBM) dan bahan kimia.
Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo mengatakan, perseroan membukukan penurunan pendapatan dari bisnis BBM sebesar 8% menjadi Rp 15,74 triliun tahun lalu. Penurunan tersebut akibat pelemahan rata-rata harga jual (average selling price /ASP). Sedangkan volume penjualan BBM industri menunjukkan kenaikan tahun lalu, dibandingkan dengan penjualan BBM bersubsidi yang mengalami penurunan.
“Kami juga mencatat penurunan pendapatan dari bisnis distribusi bahan kimia tahun lalu sebesar 16% menjadi Rp 4,45 miliar. Namun, pendapatan dari bisnis logistik justru tumbuh 34% menjadi Rp 796 miliar didukung pengoperasian pelabuhan dan pendapatan tangki penyimpanan,” jelasnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (18/3). Sepanjang 2019, Haryanto mengungkapkan, perseroan meraih pendapatan senilai Rp 263 miliar dari bisnis kawasan industri Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik. Secara rinci, pendapatan tersebut terdiri dari penjualan lahan sebesar Rp 166 miliar, sewa lahan untuk proyek smelter Freeport senilai Rp 71 miliar, dan pendapatan dari utilitas sejumlah Rp 26 miliar.
Penurunan pendapatan memicu anjloknya laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar 56,28% menjadi Rp 717 miliar hingga akhir 2019, dibandingkan periode sama tahun 2018 mencapai Rp 1,64 triliun. Meskipun demikian, perseroan masih mampu untuk mencatat laba neto inti naik tipis menjadi Rp 714 miliar, dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 712 miliar. "Di tengah situasi perekonomian saat ini, perusahaan masih berhasil membukukan kinerja yang kuat selama tahun 2019. Hal ini terlihat dari keberhasilan perseroan untuk mempertahankan laba neto inti," ujar Haryanto.
Dari sisi neraca, total aset perseroan tercatat sebesar Rp 21,40 triliun, naik 7,32% dari periode sama tahun 2018 senilai Rp 19,94 triliun. Total aset terdiri atas aset lancar sebesar Rp 10,77 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp 10,63 triliun. Sedangkan, total liabilitas naik 13,28% menjadi sebesar Rp 11,34 triliun dari sebelumnya Rp 10,01 triliun per Desember 2018. Haryanto menambahkan, perseroan optimistis bahwa kinerja perseroan dapat bertumbuh tahun 2020.
Hal ini dapat dilihat dari penguatan kinerja perseroan pada akhir kuartal tahun lalu. “Dengan laba bruto di tingkat tertinggi Rp 607 miliar selama kuartal IV 2019 memberikan kami keyakinan bahwa pertumbuhan penjualan berlanjut tahun 2020. Begitu juga profitabilitas serta margin diharapkan tetap kuat,” kata dia. Fokus investasi perseroan dalam beberapa tahun terakhir, lanjut Haryanto, perluasan jaringan logistik, BBM ritel, dan diversifikasi pendapatan dari kawasan industri JIIPE.
Sebagian besar investasi tersebut didanai dari ekuitas dan mitra strategis, sehingga perseroan dapat menjaga rasio utang atau net gearing di bawah 30%. “Strategi kami selaras dengan inisiatif pemerintah untuk mendorong penambahan nilai domestik dan memfasilitasi bisnis ber basis manufaktur. Investasi dan diversifikasi pendapatan akan secara signifikan meningkatkan laba neto dan return on equity kami,” ungkapnya. Sumber : Investor Daily
Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Pendapatan AKR Corporindo Turun 7,81%" Penulis: Thereis Love Kalla Read more at: https://investor.id/market-and-corporate/pendapatan-akr-corporindo-turun-781