Rhoda Jaya, Surabaya – Dua bersaudara pendiri Medco, Arifin dan Hilmi Panigoro, bertemu dengan CEO Freeport McMoran Richard Adkerson membahas proyek patungan pendirian fasilitas pemurnian (smelter) tembaga di Sumbawa. Richard yang didampingi Vice President Freport Indonesia Tony Wenas bertemu Arifin sesaat setelah keduanya menggelar pertemuan makan siang dengan Menteri ESDM Ignasius Jonan di Hotel Four Seasons, Washington DC, AS.
Seusai pertemuan, Arifin mengatakan bahwa kepastian smelter yang diinisiasi anak usaha Medco, PT Amman Mineral Nusa Tenggara—dahulu Newmont Nusa Tenggara—tergantung dari kesepakatan final mengenai divestasi 51% saham Freeport Indonesia kepada PT Inalum (Persero). “Jadi kemajuan rencana kami masih harus menunggu,” ujarnya.
Hilmi menambahkan membangun instalasi pemurnian mineral secara patungan akan jauh lebih efisien. Dari sisi Freeport akan lebih murah dan Amman pun akan mendapatkan kompetensi pemurnian yang selama ini menjadi keahlian Freeport. Dalam hitungannya, Freeport tidak memerlukan lahan dan berbagai perizinan lagi karena Amman sudah memiliki kawasan seluas 500 hektare (ha). Hilmi menegaskan rencana tersebut merupakan salah satu opsi selain membangun smelter sendiri dengan kapasitas yang lebih kecil.
Adapun Tony Wenas menyatakan ada dua opsi lokasi pembangunan smelter bagi Freeport, yakni di Gresik, Jawa Timur (Jatim) untuk dibangun secara independen oleh perusahaan atau di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) lewat kerja sama dengan Amman.