Optimismediungkapkan PT Aneka Tambang terkait sektor pertambangan, seiring adanya perbaikan harga komoditas. Meskipun, tahun ini, kinerja penjualan perusahaan produsen emas itu menunjukkan tren kurang menggembirakan.
Dirut PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Tedy Badrujaman mengakui, volatilitas harga komoditas memang masih menantang. Namun, ada harapan terjadi perbaikan dalam waktu dekat.
“Dengan peningkatan harga komoditas, saat ini kami optimistis dapat memberikan tingkat profitabilitas dan imbal hasil yang baik kepada pemegang saham pada tahun ini,” ujarnya dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan semester pertama 2016 ke Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (31/8) lalu.
Dalam laporan keuangan perseroan, harga emas sebagai komoditas utama perseroan bergerak di kisaran USD 1.288 hingga USD 1.401 per troy ons pada semester pertama lalu. Angka itu meningkat jika dibandingkan dengan USD posisi 1.160 sampai USD 1.246 per troy ons pada semester pertama tahun lalu.
Meski begitu, Antam masih mencatatkan penurunan nilai penjualan, bahkan mencapai 46,9 persen pada semester pertama lalu. yakni menjadi Rp 4,16 triliun, setelah pada paruh pertama tahun lalu mampu mencapai posisi Rp 7,85 triliun.
Kinerja perseroan itu, kata Tedy, tertolong dengan efisiensi ketat. Ditambah, ada keuntungan lain-lain yang dilaporkan mencapai Rp 351,617 miliar. Hasilnya, Antam berhasil meraih laba bersih Rp 11,03 miliar. Jauh lebih baik dibandingkan semester pertama 2015, yang membukukan rugi bersih sekitar Rp 396 miliar.
“Dengan tantangan volatilitas harga komoditas pada semester pertama 2016, kami telah mengambil kebijakan optimalisasi kinerja operasional dan inovasi pada upaya-upaya perolehan pendapatan kunci agar arus kas perusahaan tetap sehat. Selain itu, program-program penghematan biaya menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Program-program penghematan biaya memang menjadi prioritas utama Antam. Dengan adanya peningkatan harga komoditas saat ini, perseroan optimistis bisa memberikan tingkat profitabilitas dan imbal hasil yang baik kepada pemegang saham pada 2016. Sementara itu, capaian penjualan Rp 4,16 triliun yang dicatatkan Antam pada semester pertama lalu, 68 persen atau Rp ,84 triliun di antaranya berasal dari komoditas emas. Sementara di posisi kedua, ada feronikel, dengan nilai Rp 950 miliar atau 23 persen dari total penjualan.
"Seiring dengan perkembangan industri smelter nasional dan adanya permintaan bijih nikel domestik, Antam telah melakukan penjualan bijih nikel untuk memenuhi kebutuhan bahan baku smelter nikel pihak ketiga. Kami berharap produksi dan penjualan bijih nikel bisa ditingkatkan,” tandasnya.