Perusahaan Baja China Rencana Bangun Pabrik di Tarakan
Jakarta – Perusahaan baja dari China, Sinosteel Corporation berencana membangun pabrik baja di Tarakan karena dapat dukungan dari Pemkot Tarakan. Hal tersebut disampaikan usai perwakilan Sinosteel Corporation yang berkedudukan di Beijing saat bertemu Wali Kota Tarakan, Khairul di Pemkot Tarakan, disalin dari Antara.
"Kita mendapat support dari pemerintah daerahnya bagus sekali," kata Asisten Perwakilan Sinosteel Corporation, Fransilia. Salah satu alasannya untuk berinvestasi tersebut, karena adanya daya dukung dari Pemkot Tarakan.
Sementara itu, Wali Kota Tarakan, Khairul mengatakan akan ada pembangunan pabrik smelter baja yang akan dibangun oleh perusahaan baja terbesar di dunia. "Perusahaan baja ini memang sedang mencari tempat investasi di Indonesia dan sudah keliling juga, yang dianggap cocok ya di sini," kata Khairul.
Dia berharap investasi tersebut terjadi, karena menyerap tenaga kerja yang cukup besar dengan nilai investasi sebesar 2,7 miliar dolar Amerika Serikat. "Kami berkomitmen semua investor disiapkan 'karpet merah' dengan melayani mereka dengan baik, karena bagian dari meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata Wali Kota tarakan. Pabrik baja ini rencananya akan dibangun di lahan seluas 1.000 hektare di wilayah Tarakan Timur karena kedalaman lautnya cukup baik, juga akan dijadikan kawasan industri.
PT Krakatau Posco mengakui 2019 merupakan tahun yang menantang bagi industri baja mulai dari konflik perdagangan global hingga meningkatnya harga bijih besi. "Konflik perdagangan global, meroketnya harga bijih besi dan kelebihan pasokan baja di China menjadi tantangan yang harus ditaklukan. Namun, terlepas dari kondisi itu, Krakatau Posco berhasil meningkatkan total produksi dan penjualan lebih dari tahun lalu," ujar Presiden Direktur Krakatau Posco Kim Jhi Yong.
Ia menambahkan meningkatnya produksi dan penjualan perusahaan turut memberikan kontribusi pada pengembangan industri baja Indonesia melalui investasi berkelanjutan dalam peningkatan kualitas dan Iayanan. Namun sayangnya, pertumbuhan kinerja itu tanpa merinci lebih jauh mengenai kontribusi industri baja terhadap investasi.
Pada kesempatan itu Kim Jhi Yong tetap optimis terhadap pertumbuhan industri baja nasional ke depan yang mengarah positif. "Kami optimis, di 2020 perkembangan industri baja di Indonesia akan semakin positif dan permintaan baja akan semakin meningkat dengan adanya dukungan pemerintah melalui kebijakan peningkatan ekonomi dan proyek-proyek infrastruktur," katanya.
Ia menyampaikan komitmen untuk menjadi mitra pemerintah dalam berbagai proyek pembangunan infrastruktur, dan bekerja sama dengan pelanggan untuk menciptakan produk baja yang dapat meningkatkan daya saing pelanggan.
Di tahun keenam operasi komersialnya, ia mengemukakan berbagai program perbaikan berkelanjutan dan inovasi terus dilakukan perusahaan untuk mempertajam keunggulan daya saing.
"Kami akan menjadi perusahaan yang berkontribusi bagi pembangunan bangsa, tak hanya melalui pengembangan industri baja tapi juga dalam pengembangan masyarakat dan lingkungan melalui program corporate citizenship," ujar Kim Jhi Yong.
PT Krakatau Posco merupakan perusahaan kerja sama antara PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dengan Posco Korea. Kapasitas produksi baja mentah Krakatau Posco mencapai 3 juta metrik ton per tahun.
Saat ini Krakatau Posco merupakan pemimpin pasar untuk baja lembaran (plate) dengan mensuplai kebutuhan untuk berbagai sektor, seperti Heavy Equipment, Shipbuilding, industri minyak dan gas, dan juga infrastruktur. Cakupan pasar perusahaan mencakup pasar domestik dan juga pasar ekspor.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah China memberikan keringanan atau penghapusan bea masuk untuk impor produk baja asal Indonesia ke negeri Tirai Bambu.
Permintaan itu disampaikan langsung saat Luhut bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada pembukaan China International Import Expo (CIIE) di Shanghai, China, belum lama ini. “Pada pertemuan singkat sekitar tujuh menit itu saya sampaikan mengenai kondisi terakhir ekspor dari Indonesia. Tentu saya sampaikan juga meminta keringanan atau penghapusan kebijakan pemerintah China yang menerapkan tarif masuk untuk impor produk baja dari Indonesia dan Presiden Xi mengatakan akan memperhatikan dan mempertimbangkan,” kata Luhut.