Pilpres Usai, Bagaimana Kini Nasib Divestasi Saham Freeport Penghasil Rp 56 Triliun per Tahun?
TRIBUNKALTIM.CO,JAKARTA - Pemilu 2019 sudah usai, juga Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Namun pemilu masih meninggalkkab wacana politik termasuk optimalisasi hasil tambang PT Freeport Indonesia.
Siapa pun yang akan menjadi kepala negara terpilih tentu berhadapan dengan tantangan menjawab makna kepemilikan 51 persen saham PTFI oleh pemerintah bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya warga Papua.
Tidak banyak negara di dunia yang mempunyai potensi sumber mineral tembaga, emas dan perak seperti Indonesia.
Mengutip publikasi Forbes bertajuk “Top 10 Gold-Producing Countries” (13/3/2018), Indonesia tercatat sebagai produsen emas terbesar ketujuh di dunia pada tahun 2017. Produksi emas Indonesia di tahun tersebut tercatat mencapai 154,3 ton per tahun.
Adapun produksi tembaga Indonesia tercatat berada diperingkat 10 besar dunia (tahun 2016) mengacu pada publikasi World Mining Congress, sebuah organisasi yang berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-bangsa. Publikasi yang sama juga mencatat, Indonesia berada di peringkat 19 besar dunia dalam produksi perak.
Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar produksi tembaga, emas dan perak itu bersumber dari hasil penambangan Freeport.
Sebagai gambaran, data terakhir yang dipublikasikan di laman Kementerian Ekonomi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan kontribusi emas dari Freeport sedikitnya mencapai separuh dari rata-rata total produksi emas nasional sepanjang 2009-2014.
Dalam kurun waktu yang sama, sepertiga dari produksi perak nasional pun juga bersumber dari Freeport. Sementara, produksi tembaga dari Freeport juga membari andil rata-rata 60 persen per tahun dari total prduksi tembaga nasional.