a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Produksi Freeport Lesu Akibat Transisi Tambang, Ekonomi Papua Ikut Tergerus

Produksi Freeport Lesu Akibat Transisi Tambang, Ekonomi Papua Ikut Tergerus
duniatambang.co.id - PT Freeport Indonesia saat ini tengah disibukkan dengan transisi tambang Grasberg yang semula menggunakan metode tambang terbuka (open pit) kini akan ditambang menggunakan metode tambang bawah tanah atau underground mining. Proses transisi ini memang sudah diproyeksikan Freeport akan menyebabkan penurunan produksi.

Sebagai informasi, Tercatat pada kuartal III 2019, Freeport mengalami penurunan penjualan emas dan tembaga. Penjualan emas turun sekitar 68,62% dan penjualan tembaga anjlok hingga 77,9%. Pada kuartal I 2020, Freeport memproyeksikan penjualan tembaga sebesar 725 juta pon dan penjualan emas sebesar 105.000 ounce. Jika tidak ada hambatan yang signifikan, Freeport dijadwalkan akan memasuki metode penambangan bawah tanah pada semester I 2020 ini dan Freeport memproyeksikan produksi akan kembali stabil pada 2021 mendatang.

Penurunan produksi Freeport ini juga membuat tergerusnya pendapatan Freeport sendiri. Hal tersebut juga berimbas pada tergerusnya pendapatan daerah bagi Papua. Seperti yang kita ketahui Papua merupakan lokasi operasional PT Freeport Indonesia. Tergerusnya pendapatan Papua juga membuat pertumbuhan ekonomi Papua mengalami kontraksi secara persentase sebesar -15,72% pada tahun 2019 yang lalu.

Sebagai infromasi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang 2019 lalu, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB Papua selalu menunjukkan performa negatif. Pada kuartal I 2019 pertumbuhan ekonomi Papua sebesar-18,66%, kuartal II 2019 sebesar -23,91%, kuartal III 2019 sebesar -15,05%, dan pada kuartal IV 2019 sebesar -3,73% yoy. Dengan demikian, secara akumulatif pertumbuhan ekonomi Papua pada tahun 2019 lalu yaitu sebesar -15,72% yoy.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto pun menjelaskan bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi Papua memang sejalan dengan penurunan produksi dan pendapatan Freeport. Bagaimana tidak, Freeport merupakan perusahaan tambang raksasa yang berlokasi di Papua. Sedikit banyak keberadaan Freeport memberikan dampak bagi daerah Papua sendiri.